Riskan
Tubuh hiu paus riskan luka bila berbenturan dengan kapal, sehingga pengelola wisata harus mengatur jarak kapal dan melarang pengunjung menyentuh hiu, ujarnya.
Terkait pola migrasi, WSI menggunakan pendekatan genetika untuk mencocokkan kedekatan kekerabatan hiu paus di berbagai daerah.
Mahardika memprediksi jumlah hiu paus di Botubarani akan terus bertambah, mengingat pengunjung yang berinteraksi dengan ikan itu juga selalu memberi makan.
Jaminan mendapatkan makanan setiap hari ini yang membuat mereka terus kembali ke Pantai Botubarani, katanya.
Peneliti ini mengungkapkan, faktor lain yang membuat hiu paus betah berada di perairan itu karena adanya aliran air bekas pencucian udang vaname dari PT Sinar Ponula Deheto yang dibuang ke pantai.
Air itu mengandung sari-sari dan kulit udang yang mengundang hiu paus datang untuk makan.
"Seharusnya hiu paus tidak diberi makan untuk menjaga perilaku alamiahnya. Namun yang terjadi di Gorontalo, ikan ini sudah mengalami perubahan perilaku. Diketuk perahunya saja ikan sudah datang," tambahnya.