Bisnis.com, JAKARTA - Bandara Maratua siap menyambut wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi wisata bertaraf internasional, Kepulauan Derawan.
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan bandara tersebut dibangun di Pulau Maratua yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan tersebut. Operasional bandara juga sudah dimulai sejak akhir 2017.
“Bandara Maratua ini sebagai penanda kehadiran negara di daerah perbatasan Indonesia dan sekaligus berpotensi mengembangkan perekonomian daerah sekitar dengan pengembangan sektor pariwisata,” kata Agus, Selasa (6/3/2018).
Dikatakan, pembangunan Bandara Maratua diprakarsai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Berau dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada 2008. Selanjutnya, dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan dan selesai pada 2017.
Pembangunan bandara yang dilakukan mulai 2008 sampai dengan 2017 menghabiskan dana hingga Rp112,72 miliar.
Baca Juga
Menurutnya, Bandara Maratua memang mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan. Pihaknya bersama pemerintah setempat akan melakukan upaya pengembangan agar menarik minat maskapai asing maupun nasional untuk membuka rute penerbangan di bandara ini.
"Saya berharap bisa segera diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun ini. Dengan demikian, pengembangan sisi komersial akan bisa lebih cepat dilakukan," ujarnya.
Bandara Maratua mempunyai landas pacu (runway) 1600 m x 30 m, dengan jalur penghubung (taxiway) dengan ukuran 75 m x 18 m dan landasan parkir pesawat (apron) 70 m X 100 m. Adapun, kondisi tersebut hanya mampu melayani operasional pesawat jenis narrow body.
Gedung terminal yang dibangun seluas 600 m2. Maskapai yang beroperasi di bandara ini adalah Susi Air yang menggunakan pesawat Grand Caravan dan Garuda Indonesia dengan menggunakan pesawat CRJ-1000.