Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arsitektur Joglo hingga Keris di Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas

Kemana libur Tahun Baru Imlek Anda? Jika sedang berkunjung ke Banyumas, jangan lupa berkunjung ke Kelenteng Bon Tek Bio Banyumas. Di sana Anda akan melihat keberagaman dalam satu wadah yang apik.
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas/Bisnis.com - Azizah Nur Alfi
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas/Bisnis.com - Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - Kemana libur Tahun Baru Imlek Anda? Jika sedang berkunjung ke Banyumas, jangan lupa berkunjung ke Kelenteng Bon Tek Bio Banyumas. Di sana Anda akan melihat keberagaman dalam satu wadah yang apik.

Berada di pinggir sungai Serayu, aktivitas Kelenteng Boen Tek Bio kembali bergeliat setelah sempat terbakar di 2012. Kini, kelenteng tampak lebih megah dengan luas bangunan yang bertambah menjadi 1.000 meter persegi, dari sebelumnya hanya seluas 300 meter persegi. Tempat ibadah yang identik dengan dominasi warna merah itu, lebih ramai dari hari biasanya dengan sederet kegiatan menjelang perayaan tahun baru Imlek.

Untuk menjangkau kelenteng Boen Tek Bio cenderung lebih mudah karena berada di belakang Pasar Banyumas. Sebelum memasuki lorong menuju kelenteng, Anda akan disajikan pemandangan Sungai Serayu yang tenang.

Sudah menjadi rutinitas tiap tahun bagi warga sekitar kelenteng bergabung dalam tradisi Jamasan. Tradisi yang dilakukan sepekan sebelum perayaan Imlek, yakni pada 21 Januari kemarin, merupakan pembersihan pusaka dan patung para suci. Pusaka berupa tiga buah keris yang ditempatkan dalam satu altar Mbah Kuntjung, leluhur kejawen masyarakat Banyumas. Tiga keris tersebut terdiri dari Keris Brojol yang melambangkan kelahiran manusia, Sapu Jagat melambangkan pembersihan diri dari hal buruk, dan Cempana Carita yang melambangkan pembawa ketenangan. Altar Mbah Kuntjung yang dianggap sebagai pengayom dari unsur lokalitas ini, berada berdampingan dengan patung para suci.

"Masyarakat setempat ikut membantu dalam tradisi Jamasan ini. Ada sekitar 40an orang," tutur ketua Tempat Ibadah Tri Dharma kelenteng Boen Tek Bio Banyumas, Bambang Setianto.

Ketiga keris tersebut menjadi lambang akulturasi yang terjadi antara kelenteng dan masyarakat kejawen. Kelenteng Boen Tek Bio memang memiliki pertalian budaya Jawa dan Tionghoa. Tak hanya ditunjukan dengan keberadaan altar Mbah Kuntjung sebagai penghormatan budaya kejawen masyarakat setempat, arsitektur kelenteng juga mengadopsi atap bangunan joglo. Atap rumah joglo tampak pada bangunan tempat sembahyang di dekat pintu masuk.

Bambang mengatakan akulturasi dua budaya dalam masyarakat Banyumas sudah terjadi sejak lama. Maka tak heran jika kehidupan antar umat beragama juga terjalin erat di Banyumas.

Aula kelenteng juga kerap digunakan sebagai tempat pertemuan lintas agama yang diselenggarakan rutin di hari Kamis pada malam hari. Bagi Bambang, kelenteng ini tidak saja sebagai tempat sembahyang maupun melestarikan tradisi, tetapi juga mengusung nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Dia percaya akulturasi ini juga membawa dampak positif bagi masyarakat Banyumas.

Diakui Bambang, selain sebagai tempat peribadatan, banyak masyarakat setempat yang menggunakan area kelenteng sebagai lokasi foto prewedding maupun sekadar selfie. Meski begitu, pengunjung tidak serta merta bebas mengambil gambar semua sudut kelenteng. Sebab, ada beberapa ruang yang tak boleh untuk difoto. “Bagian luar saja. Jangan di tempat persembahyangan, karena itu suci,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler