Bisnis.com, PONTIANAK- Mengunjungi Pontianak yang merupakan salah satu kota yang dilalui garis khatulistiwa ini, yang pertama terasakan adalah cuaca yang cukup panas. Belum juga pesawat yang saya tumpangi mendarat, pilot sudah mengatakan cuaca di daratan mencapai 32 derajat.
Terbayang sudah rasa panas yang akan saya rasakan selama dua hari di kota Ini Meski hawa panas terasa, namun Pontianak yang merupakan ibukota Kalimantan Barat ini cukup menawarkan beberapa tempat wisata yang menarik.
Dan menariknya, umum ya tempat wisata di kota ini tidak menarik biaya untuk wisatawan, alias gratis. Hal ini sempat membuat saya berpikir darimana mereka mendapat dana untuk pemeliharaan. Pontianak sendiri kota yang lumayan kecil dan bisa dikelilingi dalam satu hari saja. Apalagi dengan kondisi lalu lintas yang tidak terlalu ramai, maka cukup tiga hari berlibur di kota Ini, maka Anda bisa mengunjungi semua pusat wisata yang ada.
Tujuan kami yang pertama adalah makan siang, yang kebetulan waktunya memang sudah menunjukkan jam makan siang. Pilihan kami awalnya Kwetiaw Appollo atau Pondok Ale-ale yang umumnya banyak dikunjungi wisatawan yang datang ke Pontianak. Namun karena kwetiaw Apollo tutup akhirnya kami putar balik ke Pondok Ale-ale yang berada di jalan.... Menu makanan di restoran ini utamanya adalah seafood dan Ale-ale alias kerang dalam bahasa setempat. Rasa yang ditawarkan di sana, cukup menggoyang lidah. Mereka berani dalam soal bumbu dan rempah-rempah.
Selain rasa asam pedas dari Ale-ale yang kaya rempah, kepiting asapnya juga kaya rempah dan pedas. Harga yang ditawarkan cukup ramah kocek yakni mulai Rp25ribu untuk makanan dan minuman mulai rp15 ribu. Standar harga makan dan minuman di restoran lain.
Usai makan siang, kami menuju ke Kampung Beting yang berada di sepanjang sungai Kapuas. Di dalam kampung tersebut, terdapat tempat tinggal para sultan Pontianak yakni Istana Qadriyah. Menurut para pengurus istana tersebut, para sultan sudah meninggali tempat itu sejak tahun 1771.
Kesultanan Qadriyah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha di daerah muara Sungai Kapuas yang termasuk kawasan yang diserahkan Sultan Banten kepada VOC Belanda. Bentuk istana tersebut cukup sederhana, dan 100% terbuat dari kayu. Dengan bentuk rumah panggung dua lantai dimana lantai atas merupakan aula, keberadaan istana tersebut mudah dikenali dengan warnanya yang kuning dan hijau terang. Dalam istana tersebut terdapat singgasana yang berada di tengah rumah.
Selain itu terdapat juga sekitar 6 ruangan lainnya yang tertutup termasuk ruang tidur. Namun, sayangnya meskipun ini hari Minggu, tak banyak pengunjung yang terlihat memasuki istana ini. Untuk masuk istana ini, sebenarnya gratis, namun biasanya kita memberikan tip pada tur guide atau juga sekumpulan anak yang merapikan deretan sepatu dan sandal yang tersusun di luar tangga menuju istana.
Juga ada biaya parkir seharga Rp5.000 yang ditarik tukang parkir di teras istana.
Selesai berfoto dan tur singkat di istana, perjalanan dilanjutkan ke tugu Khatulistiwa yang berjarak kurang lebih 10 menit dari Istana. Di tempat ini, tugu yang dibuat 1928 itu menandai titik garis khatulistiwa yang ada di Pontianak. Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa,Pontianak Utara, Provinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.
Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak. Peristiwa menarik di sekitar Tugu Khatulistiwa selain sejarahnya, adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, atau fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu.
Di tengah hawa panas, Anda bisa mencicipi wisata kuliner andalan dari kota Pontianak. Yaitu es krim Petrus. Lokasinya di jalan KS Tubun Pontianak. Es krim yang sudah berumur 60 tahun ini sebenarnya bernama Es Krim Angi, tapi lebih dikenal dengan nama Es Krim Petrus, sebab lokasinya di depan sekolah SMP- SMA Petrus. Es krim Angi ini adalah es krim ‘home made’ alias buatan rumah. Ada enam macam rasa es krim yang ditawarkan.
Yaitu coklat, stroberi, cempedak , nangka, durian dan vanila. Selain es krim, juga ada tambahan isian es krim yang memanfaatkan bahan lokal seperti kacang merah, rumput laut dan cincau, dan disajikan dalam gelas es krim atau batok kelapa muda. Sore dan malam hari, lokasi wisata yang wajib Anda kunjungi yakni wisata menyusuri sungai Kapuas. Di tempat ini Anda bisa minum kopi di atas kapal yang tengah menyusuri sungai Kapuas.
Menurut supir yang mengantar kami selama di Pontianak, Wisata Sungai Kapuas bukan hanya menyediakan pemandangan eksotis saja, namun, kita juga dapat menikmati berbagai wahana permainan yang disediakan di lokasi, seperti menyusuri sungai dengan menggunakan kapal wisata, mengunjungi situs budaya dan relegi, hingga kita bisa mencoba permaianan air dengan kayak di sore hari sambil menikmati sunset yang indah.
Selain itu, ada juga kegiatan permainan kayak di Sungai Kapuas dan menyaksikan keindahan Kota Pontianak dari sudut yang berbeda. Selesai menikmati wisata sungai Kapuas, saatnya menikmati kuliner legendaris di Pontianak yaitu Kwetiaw Apollo, yang memang jam bukanya mulai sore hingga malam hari. Kuliner terkenal ini terletak di jalan Pattimura no.63 Pontianak. Yang membedakan kwetiaw ini adalah bumbunya yang saya rasa memakai rempah khas Pontianak, dan juga isiannya.
Untuk satu porsi saja, isiannya sangat banyak. Selain bahan utama kwetiaw, ada juga isian tambahan seperti daging sapi, babat, dan jeroan daging lainnya. Tentunya bagi penyuka daging ini adalah menu yang sangat tepat. Wisata di Pontianak ternyata cukup menyenangkan. Yang kurang menurut saya adalah akses transportasinya. Karena saya tidak melihat banyak angkutan umum yang berseliweran selama perjalanan. Artinya, jika ingin berkeliling mungkin Anda harus menggunakan kendaraan pribadi, atau memakai taksi, untuk mengantar perjalanan Anda.