Penculikan Matahari
Bagi masyarakat Korea Selatan, gerhana matahari disebabkan upaya penculikan benda langit tersebut oleh anjing-anjing api. Seorang raja yang serakah memerintahkan hewan mistis ini untuk membawa matahari ke istananya.
Meski sering gagal, namun anjing-anjing ini tetap berupaya untuk menggigit matahari. Bagian matahari yang gelap, bagi masyarakat Korea, merupakan dampak gigitan makhluk ajaib ini.
Dalam peradaban yang lebih tua, penganut Hindu memiliki kisahnya sendiri. Gerhana bulan dan matahari disebabkan adanya iblis raksasa bernama Rahwana.
Dia menyamar menjadi dewata untuk mendapatkan ramuan rahasia keabadian. Matahari dan Bulan mengungkap rencana licik ini kepada Dewa Wisnu.
Sang Dewa lekas memotong kepala raksasa jahat itu sebelum ramuan keabadian melewati tenggorokannya. Rahwana akhirnya memiliki kepala yang abadi, sementara tubuhnya tak lagi bernyawa.
Raksasa ini menaruh dendam pada dua benda langit yang menghancurkan rencananya, dan menghabiskan hidup abadinya untuk mengejar dan menelan mereka.
Waktu gerhana dianggap sebagai saat Rahwana berhasil menelan Matahari atau Bulan. Namun, karena tenggorokannya bolong, keduanya lolos lagi dan kembali ke langit. Mitos serupa juga menjadi cerita rakyat di Indonesia.