Bisnis.com, JAKARTA— Industri pariwisata Jepang terus tumbuh meski sejumlah kawasan pedesaan belum menikmati pertumbuhan sektor industri yang menyumbang 2% pada produk domestik bruto negara itu.
Salah satunya adalah Prefektur Oita di wilayah selatan Jepang. Kawasan yang memiliki mata air panas terluas di Jepang itu kini mulai menjadi destinasi wisata yang populer untuk wisatawan asal Asia, terutama dari Korea Selatan.
Banyak hotel di kawasan itu pun menyatakan bahwa mereka kini mulia mengubah strateginya.
“Pelanggan dari Jepang akan berkurang akibat menurunnya jumlah penduduk. Sedangkan anak muda Jepang tidak banyak berwisata. Akan tetapi, bagi wisatawan asing, mata air panas memiliki daya tarik tersendiri,” ujar Yoichi Nishida, Presiden Hotel Shiragiku sebagaimana dikutip channelnewsasia.com, Senin (14/12/2015).
Namun demikian, Nishida mengatakan bahwa Jepang tidak harus bergantung pada turis asal Korea Selatan dan China. Pertikaian historis dan teritorial antara Jepang dan sejumlah negara tetangga telah menurunkan kunjungan wisata ke negara itu.
Untuk itulah Oita yang memiliki Kuil Usa dan terkenal sebagai tempat aliran musik Barat pertama kalinya diperkenalkan itu terus berbenah. Meski tidak seterkenal kuil lainnya, tapi bangunan berusia 1.300 tahun itu tercatat sebagai salah satu dari tiga kuil paling banyak dikunjungi di Jepang.
Mayoritas pengunjung yang mencapai 1,3 juta per tahun itu adalah warga Jepang, akan tetapi dalam sepuluh tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan asing mulai meningkat.