Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah Jepang akan memanfaatkan bebas visa yang diberikan Pemerintah Indonesia dengan mengirimkan rombongan besar untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.
Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan akhir tahun ini akan ada rombongan besar dari Jepang datang ke Indonesia. Rombongan tersebut akan memanfaatkan bebas visa yang akan diberikan pemerintah sebelum akhir tahun.
“Rombongan besar itu akan dipimpin oleh Ketua Persahabatan Indonesia-Jepang dengan membawa 1.000 orang delegasi yang terdiri dari kalanhan pemerintah, dunia usaha, dan turis,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta,Jumat (10/7/2015).
Sofyan menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) rencananya akan menerima rombongan tersebut, untuk menyampaikan rasa terima kasih Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Jepang terhadap dukungan yang diberikan selama ini.
Menurutnya, Pemerintah Indonesia akan meminta Pemerintah Jepang ikut mempromosikan tempat wisata di Indonesia, untuk meningkatkan jumlah wisatawan Jepang yang datang ke Indonesia.
Meningkat
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, mengatakan meningkatnya jumlah wisatawan Jepang yang datang ke Indonesia akan meningkatkan people to people contact. Dengan begitu akan meningkatkan aktivitas saling kunjung penduduk kedua negara.
Kementerian Pariwisata sebelumnya memproyeksikan terjadi peningkatan devisa sekitar 500 juta dolar AS dari penerapan bebas visa kunjungan (BVK) kepada 30 negara yang baru diterapkan pada tahun ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, hasil promosi penerapan bebas visa kunjugan diharapkan mulai terasa pada Juli 2015. Dengan implementasi kebijakan yang tertuang dalam Perpres No. 69/2015 itu, diharapkan ada tambahan 1 juta wisatawan mancanegara per tahun.
Arief memaparkan, seiring penambahan kunjungan wisaman, devisa sektor pariwisata pun semakin meningkat. Tambahan 500 ribu wisman dari 30 negara baru tersebut diharapkan menyumbang devisa sebesar 500 juta dolar AS dengan asumsi pengeluaran 1.000 dolar AS per wisman.