Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha pariwisata meminta pemerintah menyiapkan infrastruktur dan moda transportasi yang saling terintegrasi untuk mendukung rencana wisata multidestinasi yang akan dikembangkan di Kawasan Indonesia Timur.
Asnawi Bahar, Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) mengatakan selama ini pihaknya sudah menjual paket wisata tetapi masih fokus pada satu atau dua lokasi yang saling berdekatan. Misalnya antara Wakatobi dan Raja Ampat, tetapi tidak untuk paket ke Bunaken, atau pulau lain yang lokasinya lebih jauh.
“Rencana pemerintah mengintegrasikan wisata bahari di Indonesia Timur ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Kami siap mendukung dengan membuat paket multidestinasi, dengan catatan infrastruktur dan moda transportasinya harus segera dibenahi, terutama laut dan udara,” ucapnya dihubungi Bisnis, Minggu (25/8/2013).
Kota-kota wisata tersebut pun menurutnya harus segera membenahi diri serta menyiapkan fasilitas yang mendukung untuk para wisatawan, termasuk perbaikan infrastruktur jalan.
Saat ini, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kawasan Timur terus mengalami peningkatan, rata-rata per tahun bertumbuh 10%. Angka tersebut menurutnya dapat meningkat lebih tinggi mengingat besarnya potensi kekayaan alam dan budaya yang tersimpan pada daerah-daerah di Timur.
“Karena itu perlu segera pembenahan infrastruktur dan promosi yang terus menerus. Jika itu mampu dibenahi, akan terjadi lonjakan yang signifikan jumlah wisman yang datang ke Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, promosi akan kekayaan wisata alam Indonesia seharusnya dapat lebih diintensifkan baik secara Goverment to Goverment maupun Business to Business.
“Karena ini wisata minat khusus, pemasarannya lebih banyak ke luar negeri untuk wisatawan asing sehingga promosi G to G juga perlu untuk digencarkan,” ujarnya.
Asita sendiri telah menjalin kerjasama dengan Asosiasi Biro Perjalanan Amerika untuk saling memberi informasi dan kemudahan wisawatan yang berkunjung ke negara masing-masing.
“Asita sudah beberapa kali memberikan pelatihan pada duta besar untuk kemudahan visa wisatawan outbond (ke luar negeri) tetapi yang tidak kalah penting juga untuk wisatawan ke dalam negeri agar bisa mendatangkan devisa pada negara,” tuturnya.