BISNIS.COM, JAKARTA—Sosialisasi asuransi perjalanan wisata dinilai perlu lebih digencarkan oleh perusahaan terkait. Hal ini bisa berpotensi menjadi peluang melihat tren penumpang angkutan udara yang selalu tumbuh.
Ketua Association of Indonesia Tour & Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan akan menghimbau kepada seluruh anggotanya untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan penyedia asuransi. Selama ini asuransi sudah termasuk dalam pembelian paket perjalanan wisata, tetapi belum semua agen menerapkan.
“Masyarakat perlu untuk menambah cover atas dirinya selain dari perusahaan maskapai dan Jasa Raharja. Keengganan untuk membeli asuransi tambahan ini lebih disebabkan pikiran mereka bahwa jangan-jangan nanti ada masalah,” kata Asnawi saat dihubungi Bisnis, Selasa (16/4).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan jumlah penumpang angkutan udara domestik dan internasional pada tahun lalu mencapai 66,4 juta. Angka ini naik 4,1 juta dibandingkan dengan 2011 sebanyak 62,3 juta.
Sedangkan sampai Februari 2013 (year to date), jumlah total penumpang telah mencapai 10,5 juta orang. Angka ini mengalami kenaikan 3% secara year on year (y-o-y).
Dia menambahkan besaran premi untuk perjalanan ini terlalu kecil yakni sekitar Rp5.000. Agar bisa memberikan nominal tanggungan yang lebih besar, maka premi idealnya adalah Rp20.000. Hal ini akan menambah ketenangan masyarakat saat bepergian. (if)
ASURANSI PERJALANAN WISATA: Potensi Besar, Sosialisasi Kurang
BISNIS.COM, JAKARTA—Sosialisasi asuransi perjalanan wisata dinilai perlu lebih digencarkan oleh perusahaan terkait. Hal ini bisa berpotensi menjadi peluang melihat tren penumpang angkutan udara yang selalu tumbuh. Ketua Association of Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
21 menit yang lalu
KALEIDOSKOP 2024: Divestasi Triliunan Rupiah INCO, GOTO hingga ADRO
7 jam yang lalu