Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUBUNGAN INDONESIA-CHINA: Bebas Visa Bukan Kunci Utama Genjot Turis

Fasilitas bebas visa bagi warga negara China untuk berkunjung ke Indonesia dipandang bukan kunci utama menarik minat turis dari negara tersebut untuk berkunjung ke Indonesia.
Bendera China dan bendera Indonesia di kantor Garuda Indonesia Beijing. / Bisnis -swi
Bendera China dan bendera Indonesia di kantor Garuda Indonesia Beijing. / Bisnis -swi

Bisnis.com, BEIJING-- Fasilitas bebas visa bagi warga negara China untuk berkunjung ke Indonesia dipandang bukan kunci utama menarik minat turis dari negara tersebut untuk berkunjung ke Indonesia.

Soegeng Rahardjo, Duta Besar Indonesia untuk China, mengatakan hal yang paling penting bagi turis China adalah merasa nyaman ketika berada di Indonesia. "Nyaman penerbangannya, nyaman transportasinya, nyaman di bus, di kereta, dan sebagainya. Itu lebih penting," ujarnya kepada wartawan di Beijing pada Jumat (16/1/2015).

Persoalan kenyamanan bagi turis, katanya, merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia. Kendala infrastruktur dan transportasi, menurut Soegeng, membuat turis China tidak mudah untuk datang ke lokasi-lokasi wisata di luar Bali, Jakarta, serta Bandung.

Soegeng mengungkapkan turis dari China mencapai 100 juta kunjungan ke luar negeri pada tahun lalu, Tahun ini, jumlah itu bisa meningkat hingga 120 juta. Dari jumlah tersebut, kurang dari 1% yang berkunjung ke Indonesia.

"Saat fit and proper test di depan DPR, saya mengajukan angka 3 juta kunjungan turis dari China ke Indonesia pada 2016," paparnya.

Untuk mencapai target tersebut, KBRI di Beijing mengupayakan sejumlah kerja sama dan pendekatan ke berbagai pihak. Salah satunya dengan Garuda dengan mengusulkan agar maskapai indonesia tersebut membuka banyak penerbangan langsung ke lokasi-lokasi wisata unggulan.

Selama ini, katanya, Indonesia banyak memberikan perhatian pada turis dari Australia, Jepang, serta Eropa, namun kurang memperhatikan turis dari China. "Untuk menggenjot kunjungan turis dari China, kita harus memperhatikan karakteristik turis china."

Karakteristik yang dimaksud, dia mencontohkan, turis China suka pergi berkelompok, menyukai makanan khas China, serta menggunakan bahasa Mandarin. Hal ini perlu diakomodasi lewat solusi sederhana seperti petunjuk-petunjuk di lokasi wisata yang dimengerti oleh turis Negeri Tirai Bambu itu.

Turis China dari kalangan muda, kata Soegeng, kini menyukai wisata petualangan seperti menyelam. "Saya usulkan diving triangle yang tak ada tandingannya yakni Bunaken, Raja Ampat, serta Wakatobi jadi satu paket. Garuda perlu diberi priveledge untuk melayani khusus rute ke sana."


BACA JUGA:
GARUDA TAMBAH PENERBANGAN DARI BEIJING: Turis China ke Indonesia Kurang dari 1%
GARUDA TAMBAH PENERBANGAN DARI BEIJING: Incar Kenaikan 40%, Ini Kelebihan yang Diandalkan

HUBUNGAN INDONESIA-CHINA: Garuda Dibebaskan dari Pajak Bisnis US$5 Juta

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Setyardi Widodo
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler