rnPengunjung menyaksikan film yang diputar di salah satu bioskop, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (19/10/2020)./Antararn
Travel

Mengenal Cinema 21 Sukoharjo, Bioskop Termegah Indonesia di Era 80-an

Tiara Surya Madani
Jumat, 5 Agustus 2022 - 11:00
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Bioskop termegah yang dimiliki Indonesia di era tahun 80-an ternyata berada di kawasan Solo, tepatnya di daerah Solo Baru, Sukoharjo.

Era keemasan bioskop ini disebut berada di tahun 1989 hingga 1998. Bahkan pada 1998, kompleks bioskop ini diklaim termegah di se-Asia Tenggara.

Bioskop tersebut memiliki nama Atrium 21 yang diresmikan pada 25 desember 1989. Proyek spektakuler tersebut dikebut empat bulan dengan luas area 16,596.67 m² berdasarkan pengukuran Google Earth.

Kompleks Bioskop Atrium 21 di Solo Baru Sukoharjo disebut sebagai pioneer bioskop Kelas 1 karena memutar film baru dilengkapi dengan fasilitas lain untuk menghibur pengunjung.

Fasilitas lain yang dimaksudkan yakni area game, kafetaria, tempat parkir dan lobi dalam gedung yang luas.

Atrium 21 di Sukoharjo dinobatkan sebagai bioskop termegah, termewah, dan terlengkap pertama di Indonesia dengan delapan studio dalam satu gedung.

“Area itu bahkan ditengarai sebagai termegah di Asia Tenggara. Bioskop kelas 1 karena memutar film baru dilengkapi dengan fasilitas lain,” kata Pegiat sejarah sari Surakarta Heritage Society (SHS) Ari Headbang.

Ari pun bercerita bahwa dulu juga ada acara kuis untuk para pengunjung yang datang di midnight show.

“Pemutaran film lolos sensor dapat diputar di manapun. Kategori film dewasa 17 tahun ke atas, 21 tahun ke atas, 13 tahun ke atas, dan segala umur. Kategori 21 ke atas ada konten kekerasan, adegan erotis, dan grade sejenisnya,” terang Ari.

Sayangnya, bioskop ini menjadi korban kerusuhan Mei di Solo, karena dibakar masa. Akibatnya, bioskop mangkrak hingga diratakan dengan tanah.

Pada zaman dulu, menonton film merupakan hiburan kalangan menengah ke atas.

“Bioskop adalah hiburan prestise karena tidak semua orang dapat menikmati. Karena seni pertunjukan pada zaman itu adalah sebuah kehormatan,” lanjut Ari.

Sebelum era cineplex dalam satu studio ada pembatas, terdapat tiga kelas penonton. Paling depan merupakan kursi dengan harga tiket paling murah. Pada era sebelum cineplex kursi bioskop berjumlah ribuan. Tiap bioskop memiliki film khas yang diputar.

Seorang pecinta film asal Madegondo, Grogol, Sukoharjo, Sambudi (53) menceritakan kemegahan Bioskop Atrium 21 di Solo Baru berhenti beroperasi karena reformasi 1998.

"Gedung dibakar oleh masa, gedungnya menganggur kemudian diratakan. Sebelumnya ada atrium karaoke namun sudah pindah ke lahan depan kawasan Atrium 21,” jelasnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Solopos
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro