Hotel pantai di wilayah Karaburun, Bodrum, Fethiye, Datca, Selimiye, Bozburun, dan Kekova menyambut pengunjung dengan kebun zaitun dan perairan tenang laut Aegea dan Mediterania. /Pariwisata Turki
Travel

Cara Eropa hingga Asia Mencoba untuk Membuka Kembali Perbatasan

Ni Luh Anggela
Selasa, 1 Juni 2021 - 16:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Situasi pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk di seluruh dunia, terutama pada perekonomian. Adanya vaksin Covid-19 memberikan harapan baru, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada pariwisata. Setidaknya, mereka dapat membuka kembali perbatasan dan menghidupkan ekonomi yang hancur akibat pandemi.

Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia memperkirakan bahwa sektor ini kehilangan hampir US$4,5 triliun dan 62 juta pekerjaan tahun lalu. Maskapai saja kehilangan US$126 miliar tahun lalu dan berada di jalur untuk kehilangan US$48 miliar lagi tahun ini, menurut kelompok perdagangan terbesar mereka.

“Musim panas adalah musim yang kuat untuk sebagian besar pasar, terutama Eropa dan Inggris. Kami sangat berharap pembatasan dilonggarkan,” kata Virginia Messina, pemimpin sementara Dewan Perjalanan dan Pariwisata Dunia, Selasa (1/6/2021).

Aturan tambal sulam di seluruh dunia bisa jadi sulit diikuti bagi siapa pun yang merencanakan perjalanan. Siprus, misalnya, memiliki batasan dengan negara-negara yang dianggap berisiko lebih tinggi, mengharuskan penumpang yang tiba melakukan tes PCR negatif yang berlaku 72 jam sebelum keberangkatan mereka dan menjalani tes baru pada saat kedatangan. Mereka juga harus mengisolasi diri di Siprus sampai hasil tes mereka keluar.

Berikut cara berbagai daerah untuk membuka kembali perbatasan, melansir Travel Weekly, Selasa (1/6/2021).

1. Eropa

Eropa yang dibuka perlahan menguji kesabaran negara-negara Mediterania yang sangat bergantung pada pariwisata, seperti Yunani, Spanyol dan Turki. Hal ini berubah sekarang sejak duta besar Uni Eropa pekan lalu setuju untuk mengizinkan pengunjung yang divaksinasi penuh atau berasal dari daftar negara yang sekarang diperluas yang warganya dianggap aman.

Negara-negara anggota UE masih harus menyetujui perubahan tersebut, dan belum jelas kapan tepatnya perubahan itu akan berlaku.

Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan bahwa Spanyol akan mengizinkan pengunjung Inggris dan Jepang memasuki negara itu mulai Senin (31/5) jika mereka telah divaksinasi dan orang-orang dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, pada 7 Juni.

Wisatawan sudah mulai muncul di Yunani setelah pihak berwenang di sana memutuskan bulan ini untuk menerima vaksinasi dan sertifikat tes dari Uni Eropa dan 21 negara lainnya.

2. Asia

Virus ini melonjak lagi di beberapa negara di Asia, menyebabkan beberapa negara menghentikan langkah hati-hati yang telah mereka ambil untuk membuka kembali perbatasan.

Hong Kong dan Singapura menunda ‘gelembung perjalanan’ bebas karantina untuk kedua kalinya setelah wabah baru, dan Hongkong memperpanjang karantina wajib bagi banyak pengunjung yang tidak divaksinasi. China mendirikan pos pemeriksaan di gerbang tol, bandara, dan stasiun kereta di provinsi Liaoning, tempat kasus baru bulan ini. Wisatawan harus menunjukkan bukti tes negatif baru-baru ini untuk virus tersebut.

Thailand, yang menutup perbatasannya dan berhasil mengendalikan wabah hampir sepanjang tahun lalu, secara bertahap mulai mengizinkan masuknya beberapa pengunjung asing pada musim gugur di bawah kontrol ketat. Tetapi negara itu berbalik arah ketika diliputi oleh wabah terburuknya pada akhir Maret.

Bangkok menutup tempat hiburan dan taman, memerintahkan banyak orang untuk bekerja dari rumah dan melarang makan di luar ruangan. Jalan-jalan di ibu kota dan banyak resor di Thailand hampir sepi dan orang-orang yang kehilangan pekerjaan terkait pariwisata meragukan pihak berwenang.

3. Timur Tengah dan Afrika

Pada puncak pandemi tahun lalu, Uni Emirat Arab menutup perbatasannya dan menutup bandara bagi para wisatawan. Abu Dhabi, ibukota UEA, masih memberlakukan langkah-langkah ketat termasuk karantina wajib bahkan untuk penduduk yang divaksinasi penuh yang kembali dari negara tertentu. Tetapi Dubai, kota terbesar di UEA, telah membuka pintunya bagi para wisatawan sejak Juli lalu dengan beberapa pembatasan di luar tes Covid-19 yang negatif.

Sementara itu, negara terbesar di teluk Arab Saudi tidak mengizinkan wisatawan masuk ke negara itu. Warga negara Saudi, yang sebagian besar telah dilarang bepergian sejak Maret 2020, diizinkan bepergian keluar negeri mulai bulan ini jika mereka telah divaksinasi atau baru-baru ini pulih dari virus.

Mesir berusaha menarik lebih banyak wisatawan asing bahkan ketika menghadapi gelombang infeksi baru. Mereka bahkan menurunkan biaya visa wisatawan, meski masih membutuhkan tes negatif Covid-19 sebelum masuk ke Mesir.

4. Amerika Latin dan Karibia

Sejumlah pulau termasuk Bonaire, Martinik, dan Montserrat, masih melarang perjalanan dari sebagian besar negara. Di tempat lain, wisatawan mundur di bawah persyaratan yang mencakup pemantauan elektronik. Beberapa pulau, termasuk St. Vincent dan Grenadines, telah menciptakan “resor gelembung” untuk menarik wisatawan. Perusahaan pelayaran berencana untuk memindahkan kapal dari AS ke pelabuhan Karibia musim panas ini.

Meksiko tidak memiliki batasan penerbangan, tidak ada persyaratan bagi pengunjung untuk lulus tes atau karantina pada saat kedatangan. Itu membuat arus wisatawan berkurang tetapi stabil, terutama ke tujuan pantai.

Pendekatan Meksiko yang santai bagaimanapun dapat menciptakan reaksi balik di negara bagian Quintana Roo, pantai Karibia, yang mencakup Cancun dan Cozumel dan dimana pariwisata menyumbang 87 persen ekonomi. Tingkat infeksi dan rawat inap meningkat dan batas kapasitas yang lebih ketat telah diberlakukan di tempat-tempat umum.

5. AS dan Kanada

AS terus melarang sebagian besar pengunjung dari Eropa, China, India, Brasil dan tempat lain. Wisatawan asing yang masuk, termasuk warga negara Amerika, harus lulus tes Covid-19 sebelum naik ke penerbangan. Departemen Luar Negeri melarang perjalanan ke luar negeri, melabeli sebagian besar negara di dunia berisiko tinggi.

Perbatasan antara AS dan Kanada tetap tertutup untuk perjalanan yang tidak penting hingga 21 Juni.

Perjalanan udara domestik AS hamper kembali ke level 2019, tetapi kelompok industri perjalanan semakin tidak sabar dengan apa yang mereka lihat sebagai respon yang terlalu malu-malu oleh pemerintahan Biden untuk mengizinkan lebih banyak wisatawan internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro