Berburu kicauan burung dan keindahan burung cenderawasih di Tanah Papua./GoodNews
Travel

Cara Bertahan Hidup Saat Berburu Kicauan Burung di Hutan Papua

Newswire
Senin, 4 Januari 2021 - 07:06
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Wisatawan yang melakukan traveling ke Papua biasanya melakukan trekking untuk bird watching atau mengamati burung seperti Cenderawasih.

"Aktivitas bird watching atau mengamati burung akan memberikan pengalaman tersendiri bagi wisatawan," kata Hari Suroto, peneliti Balai Arkeologi Papua seperti dikutip dari Tempo, Senin (4/1/2021).

Untuk mengamati burung Cenderawasih, maka orang tersebut harus melakukan trekking dan wisatawan juga wajib masuk ke dalam hutan serta mencari tempat favorit burung 'surga' tersebut.

"Biasanya burung cenderawasih akan menari dan berkicau di pohon kesayangannya pada pagi hari," ungkap Hari.

Sebab itu, peserta wisata bird watching harus menginap di hutan untuk menantikan momentum spesial tersebut. Ketika blusukan ke dalam hutan, Hari Suroto melanjutkan, wisatawan mancanegara biasanya mengajak serta juru masak atau koki yang memiliki spesialisasi memasak bahan-bahan alami dari hutan alias jungle chef.

Berada selama beberapa hari di hutan, rombongan trekking tak selalu dapat mengandalkan perbekalan yang mereka bawa saat berangkat. Jika belum juga menemukan burung cenderawasih yang bisa diamati dengan baik, maka durasi berada di hutan bisa lebih lama. Dan stok perbekalan kian menipis.

Saat itulah jungle chef beraksi. Rombongan trekking harus memanfaatkan potensi di dalam hutan, terutama tumbuh-tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Beberapa jenis tanaman yang mudah ditemui di hutan Papua adalah sayur melinjo. "Di Papua dikenal dengan nama sayur genemo," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, ini.

Pohon genemo tumbuh di pinggir hingga dalam hutan dengan vegetasi lebat. Masyarakat Papua memanfaatkan daun muda genemo untuk sayur, sedangkan buahnya dibakar kemudian dimakan seperti kacang.

Jenis tanaman lain di hutan Papua yang dapat dikonsumsi adalah sayur lilin yang wujud tanamannya seperti tebu. Sayur lilin terlihat sepintas seperti kumpulan telur ikan. Ada pula keladi yang dapat dimanfaatkan bagian umbi, batang, dan daunnya sebagai bahan makanan. Tanaman keladi banyak terdapat di tepi sungai atau area yang terpapar sinar matahari.

Selain jenis tanaman tadi, wisatawan trekking juga bisa bertahan hidup dengan mengonsumsi sayur pakis, rebung, jantung pisang, pepaya, gedi hutan, daun singkong liar, daun ubi jalar liar, labu liar, dan jamur sagu. Semua tanaman itu mudah dijumpai di pinggir hutan, bekas kebun, atau lahan semi hutan.

Buah-buahan yang dapat ditemui di hutan Papua meliputi matoa, kedondong, langsat, durian, nangka, mangga, jambu air, jambu biji, salak, pinang hutan. Ada pula rambutan, pisang, tebu, sukun, enau, kacang hutan, buah merah, dan kelapa hutan. Beragam tumbuhan ini berbuah tergantung musim.

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani di hutan, wisatawan dapat memperoleh dari serangga jenis tonggeret, belalang, kepompong ulat kedondong atau kepompong ulat daun pisang, serta ulat sagu. Bisa juga menangkap berbagai jenis ikan, kepiting, siput, dan udang di sungai.

Semua bahan makanan tersebut tentu saja organik dan segar. Proses pengolahannya juga tak perlu ribet. Buah-buahan dapat dikonsumsi langsung, sedangkan jenis tanaman bisa direbus atau dibakar, tergantung selera. Bumbunya, cukup dengan garam. Wisatawan mancanegara biasanya menyantap sayur-sayuran dalam bentuk mentah dan dikreasikan menjadi salad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro