Travel

Data Perjalanan China Sepanjang Libur Tahun Baru Imlek Anjlok Akibat Virus Corona

Nirmala Aninda
Senin, 17 Februari 2020 - 11:44
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar perjalanan udara, darat dan kereta api China dilaporkan anjlok selama musim puncak Tahun Baru Imlek karena meningkatnya kekhawatiran terhadap penyebaran virus Corona mendorong orang untuk tinggal di rumah.

Menurut Liu Xiaoming, Wakil Menteri Transportasi China jumlah penumpang kemungkinan turun 45% secara tahunan selama musim liburan yang berlangsung selama 40 hari yang berakhir pada 18 Februari.

Antara 25 Januari-14 Februari 2020, maskapai penerbangan di China mengangkut rata-rata 470.000 orang per hari, hanya seperempat dari volume tahun lalu.

"Jumlah penumpang dari 15-23 Februari 2020 diperkirakan hanya sepersepuluh dari periode puncak musim liburan sebelumnya," kata Li Jian, wakil kepala Administrasi Penerbangan Sipil China, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (17/2).

Epidemi ini telah mengguncang industri transportasi China bahkan setelah Beijing memberlakukan isolasi di sejumlah besar kawasan di negara itu, diikuti dengan larangan bepergian dari atau ke China yang dikeluarkan oleh lebih dari 50 negara.

Merebaknya penularan virus ini juga terjadi bersamaan dengan periode tersibuk sepanjang tahun ketika ratusan juta penduduk China diperkirakan melakukan sekitar 3 miliar perjalanan. Namun, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Transportasi China pada 3 Februari, jumlah perjalanan yang dilakukan di China selama libur Tahun Baru Imlek turun 73% menjadi sekitar 190 juta.

Jika dijabarkan, mereka yang bepergian dengan kereta api turun 67%, jumlah penumpang pesawat turun 57%, sementara perjalanan melalui darat dan air turun lebih dari 70%.

Menurut penelitian Citigroup Inc., maskapai penerbangan lokal, China Southern Airlines Co telah membatalkan sekitar 45% penerbangan pada akhir Januari dan awal Februari, tingkat tertinggi di antara maskapai top nasional, diikuti oleh Air China Ltd. dan China Eastern Airlines Corp.

Di sisi lain, industri angkutan truk juga ikut lumpuh. Menurut G7 Network, penyedia sistem pelacak lokasi pada kendaraan mengatakan beberapa volume kargo menyusut hingga 1% dari level puncak tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro