Pulau Salat, Kalimantan Tengah./Bisnis/Riendy Astria
Travel

Jadi Persinggahan Orangutan, Pulau Salat Siap Dikembangkan Sebagai Kawasan Ekowisata

Riendy Astria
Kamis, 27 Desember 2018 - 17:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. siap mengembangkan Pulau Salat yang berlokasi di Desa Pilang, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah sebagai kawasan ekowisata.

Sejak diinisiasi pada 2015 dan diresmikan pada 2016, Pulau Salat yang saat ini dikelola oleh Sawit Sumbermas (SSMS) bekerja sama dengan Borneo Orangutan Survival Fondation (BOSF) telah mengalami kemajuan pesat dalam hal infrastruktur untuk memberikan proses pra-pelepasliaran terbaik untuk Orangutan yang menjadi penghuninya. 

Beberapa waktu lalu, Bisnis sempat mengunjungi Pulau Salat. Sebagai tempat persinggahan Orangutan, Pulau Salat merupakan hutan sekunder yang memiliki ekosistem lahan basah yang baik pada wilayah hutan tropis dan dibatasi oleh aliran sungai. Pulau Salat cukup sesuai untuk dihuni Orangutan karena terbilang cukup menyediakan makanan mereka, serta daya dukung lainnya yang sesuai untuk dijadikan area rehabilitasi sebelum mereka dilepasliarkan di hutan primer.  

Jadi Persinggahan Orangutan, Pulau Salat Siap Dikembangkan Sebagai Kawasan Ekowisata

Kepala Departemen Konservasi dan LK3 SSMS Joko Triyanto mengatakan bahwa hingga saat ini, sebanyak 36 individu Orangutan sudah dilepaskan di Pulau Salat. Adapun, sekitar 13 orangutan sudah selesai menjalani proses pra-pelepasliaran. Dengan demikian, total individu yang  menempati Pulau Salat adalah 23 Orangutan.

Dengan luas wilayah sekitar 2000 hektare, Pulau Salat dapat menampung sekitar 200 Orangutan. Target SSMS bersama BOSF dalam 1 tahun kedepan, Pulau Salat akan dihuni sebanyak 100 individu Orangutan. “Lahan kita punya 2000 hektare buat 200 Orangutan, tetapi kalau 200 terlau rapat, jadi kami inginnya 100 Orangutan,” katanya.

Untuk mewujudkan hal itu, SSMS telah membangun secara bertahap sarana dan fasilitas seperti pusat informasi, klinik perawatan untuk Orangutan, gudang penyimpanan makanan agar terjaga baik serta penyediaan fasilitas untuk para pengurus, teknisi dan perawat yang akan memantau perkembangan Orangutan.

Berbagai sarana tersebut guna mendukung kemampuan adaptasi, sosialisasi, dan ketersediaan pakan Orangutan selama masa rehabilitasi. Di sinilah Orangutan akan dipastikan terlebih dahulu kemampuan hidup di alam liar dan kesehatannya dengan melakukan observasi perilaku dan pemeriksaan fisik.

Andre Taufan Pratama, Corporate Communications SSMS mengatakan bahwa saat ini Pulau Salat terbagi menjadi dua bagian, yaitu Pulau Badak Kecil yang saat ini ditinggali oleh Orangutan dan Pulau Badak Besar yang menjadi tempat berbagai sarana dan fasilitas.

Ke depannya, Pulau Badak Besar akan menjadi suaka bagi Orangutan yang memiliki keterbatasan fisik, tua atau tidak mampu beradaptasi di alam liar. Pusat Informasi sebagai tempat untuk mengenal kehidupan Orangutan dan sebagai pusat edukasi konservasi, serta pulau yang didedikasikan untuk Alba (satu-satunya orangutan Albino di dunia) juga berada di Pulau Badak Besar.

Jadi Persinggahan Orangutan, Pulau Salat Siap Dikembangkan Sebagai Kawasan Ekowisata

Desa Pilang merupakan destinasi awal pintu masuk menuju ke Pulau Salat yang dapat dijangkau sekitar 2 jam dari Kota Palangka Raya. Adapun, dari Desa Pilang menuju Pulau Salat hanya dapat diakses menggunakan klothok (perahu kecil) milik masyarakat setempat dengan waktu tempuh perjalanan dari dermaga kecil menghabiskan waktu sekitar 40 menit melintasi sungai besar Kahayan.

Walaupun terbilang cukup jauh ketika melintasi perjalanan, para pengunjung disajikan pemandangan sungai khas Kalimantan, hutan yang rindang termasuk berbagai hewan penghuninya. Apalagi, ketika tiba di pulau Salat pengunjung dapat menyaksikan langsung kehidupan Orangutan sehingga dapat menghilangkan rasa lelah selama perjalanan.

 Masyarakat Desa Pilang juga turut merasakan manfaat dengan adanya pelestarian orangutan di daerah mereka, karena SSMS juga bekerja sama sama dengan penduduk setempat untuk membantu merawat dan menjaga keamanan sekitar Pulau Salat. Para nelayan dilibatkan agar para pengunjung dapat menggunakan perahu sebagai akses dan sebagai pemandu perjalanan.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan makanan setiap 1 Orangutan yang mencapai 5kg perhari, SSMS memanfaatkan hasil tani dan kebun penduduk Desa Pilang berupa sayur dan buah-buahan yang diakomodir melalui suatu wadah yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

 BUMDes bertugas menyiapkan kebutuhan makanan yang dikonsumsi oleh orangutan setiap harinya. Misi SSMS lebih jauh lagi, selain untuk konservasi pelestarian orangutan, diharapkan Pulau Salat akan menjadi salah satu tujuan pengembangan ekowisata sehingga seluruh masyarakat sekitar dapat merasakan manfaatnya, memberikan tingkat kehidupan yang lebih baik dan efek positif terhadap kemajuan ekonomi bagi pemerintah daerah setempat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Riendy Astria
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro