Kuil Dalada Maligawa, Sri Lanka. (Photo: Martin Sasse/DUMONT Bildarchiv/dpa)
Travel

Waspadai Demam Berdarah Saat Pelesiran ke Sri Lanka

Newswire
Rabu, 19 Desember 2018 - 10:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sri Lanka dinobatkan menjadi destinasi terfavorit tahun 2019 versi Lonely Planet. Kendati demikian, para wisatawan yang hendak berkunjung ke negara pulau yang terkenal dengan hutan hujan, margasatwa, dan kuil-kuilnya ini mesti mewaspadai terhadap risiko demam berdarah. 

Demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk macan, dan dapat berakibat fatal jika tidak didiagnosis dan diobati tepat waktu. Puncak musim nyamuk di Sri Lanka adalah antara Juli dan Agustus, namun bukan berarti Anda terbebas dari infeksi sepanjang sisa tahun ini. 

Dokter menyarankan menggunakan obat nyamuk yang mengandung diethyltoluamide kimia atau lebih dikenal dengan singkatan DEET. Penolak yang paling efektif harus mengandung DEET dalam konsentrasi setidaknya 30%.

Ada juga penolak khusus yang bisa Anda semprotkan pada pakaian Anda sebagai tindakan perlindungan ekstra, sepert yang dilansir dpa, Rabu. 

Center for Travel and Tropical Medicine (CRM) di Berlin mengatakan telah diberitahukan 45.700 kasus demam berdarah pada tahun 2018, di mana setidaknya 45 orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Satu-satunya berita baik di sini adalah bahwa angka-angka tersebut telah turun sejak tahun 2017, ketika setidaknya 395 meninggal karena demam berdarah dengue dari 185.195 infeksi.

Demam berdarah biasanya tidak mematikan saat pertama kali Anda mendapatkannya. Infeksi pertama akan memberi Anda gejala mirip flu yang dimulai dua hingga sepuluh hari setelah Anda digigit. Gejala khas termasuk suhu tinggi, sakit kepala, anggota badan yang sakit, rasa sakit di belakang mata dan ruam tingkat rendah.

Rasa sakit dan demam cenderung menghilang cukup cepat, tetapi Anda mungkin merasa lelah selama beberapa minggu.

Demam berdarah sangat berbahaya setelah infeksi kedua atau ketiga. Ini adalah ketika gejala yang lebih parah, seperti pendarahan internal dan apa yang disebut sindrom syok dengue, dapat terjadi.

Menurut CRM, pelancong biasanya tidak terinfeksi lebih dari satu kali selama liburan. Tetapi Anda mungkin masih harus menemui dokter jika Anda menunjukkan tanda-tanda flu untuk berjaga-jaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro