Krakatau. /
Travel

Wisata Gunung & Laut: Tersihir Legenda Krakatau

Sukirno
Sabtu, 23 April 2016 - 01:10
Bagikan

Bisnis.com -"Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatra."

Itulah catatan letusan Krakatau Purba yang dinukil dari teks Jawa Kuno berjudul Pustaka Raja Parwa, berasal dari tahun 416 Masehi. Krakatau Purba menjadi cikal bakal munculnya Gunung Krakatau yang kemudian kembali meletus pada 1883.

Bayangkan, Gunung Krakatau yang sirna akibat letusannya sendiri pada 26-27 Agustus 1883 itu saja terbilang sangat dahsyat. Awan panas, gelombang tsunami yang menewaskan 36.000 jiwa, menjadi bencana mahadahsyat kala itu.

Suara letusan kabarnya terdengar hingga ke Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, yang jauhnya 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki saat akhir Perang Dunia II.

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Kini, Krakatau yang dalam Bahasa Inggris disebut Krakatoa itu menjadi kaldera vulkanik. Setelah 40 tahun Gunung Krakatau erupsi, muncullah gunung api Anak Krakatau dari kaldera purba yang masih aktif itu.

Setiap tahun, Anak Krakatau rata-rata bertambah tinggi 6 meter dan lebih lebar 12 meter. Artinya, sejak kemunculannya pada 1927, maka kini setelah 89 tahun berlalu, ketinggian Anak Gunung Krakatau minimal mencapai 534 meter.

Namun, saat ini ketinggian Anak Gunung Krakatau mencapai 230 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Sedangkan, sebelumnya, Gunung Krakatau memiliki ketinggian 813 Mdpl.

Paket Wisata Lengkap Gunung & Laut

Catatan bencana dahsyat itu memang patut untuk diingat dan dipelajari agar manusia mampu selaras dengan alam. Kini, Anak Gunung Krakatau menjelma menjadi keindahan alam yang memiliki paket lengkap untuk sekadar menghabiskan akhir pekan.

Betapa tidak, bagi penikmat wisata petualangan, Anak Gunung Krakatau menyajikan pesona gunung di tengah laut, pemandangan alam bawah laut nan menakjubkan, serta keramahan warga di pulau-pulau sekitar kaldera itu juga memukau.

Berwisata ke Anak Gunung Krakatau tidak hanya mendaki, tetapi justru lebih banyak bermain air laut dan menikmati keindahan terumbu karang di pulau-pulau sekitarnya.

Rute yang dapat ditempuh dari Jakarta adalah melalui penyebrangan Merak Banten menuju Bakauheni Lampung. Yup!, meski berada di Selat Sunda, menuju Anak Gunung Krakatau lebih mudah melalui jalur Provinsi Lampung.

Dari Pelabuhan Bakauheni, transportasi darat berupa angkutan kota hingga menyewa mobil minibus menjadi pilihan untuk menuju Pelabuhan Canti, Rajabasa, Lampung Selatan. Nah, setelah itu barulah menggunakan perahu nelayan untuk menuju Pulau Sebesi.

Bagi traveler, sebaiknya memilih paket trip yang ditawarkan di laman-laman internet. Pasalnya, untuk menyewa perahu nelayan ini terbilang mahal bila hanya satu-dua orang saja mencapai Rp2 juta-Rp3 juta.

Perahu nelayan itu akan mengantarkan pengunjung menuju Pulau Sebesi, lokasi terdekat dengan Anak Gunung Krakatau. Warga yang mayoritas berdialek Sunda menghuni pulau yang memiliki penginapan berpendingin ruangan dengan tarif murah itu.

Snorkeling & Hopping Islands

Sebelum tiba di Pulai Sebesi, traveler akan diajak untuk snorkeling di Pulau Sebuku Besar dan Sebuku Kecil. Pulau tak berpenghuni itu memiliki pasir putih, air laut yang jernih, serta terumbu karang dan ikan-ikan yang mempesona, sayang untuk dilewatkan.

Setelah dua spot snorkeling dikunjungi, perahu nelayan akan membawa wisatawan ke Pulau Sebesi. Check-in di penginapan dengan tarif sekitar Rp300.000 per malam untuk bilas, kemudian menikmati santap siang di bibir pantai. Nikmat sekali.

Menjelang petang, Pulau Umang-umang yang terletak tak jauh dari Sebesi menjadi target berikutnya. Pulau tak berpenghuni itu sungguh menakjubkan. Bulir-bulir pasir putih menghampar diselingi dengan bebatuan granit besar, mengingatkan akan pantai-pantai di Belitung.

Ketika pagi menjelang, tepat pukul 03.00 WIB, kapal motor milik nelayan itu siap mengantarkan para pejalan menuju Anak Gunung Krakatau. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam sembari menikmati indahnya sinar mentari yang terbit di ufuk Timur.

Sekitar pukul 06.00 WIB, tibalah di Anak Gunung Krakatau. Perahu nelayan dapat langsung merapat di pantai karena memang kedalaman air terbilang curam. Bahkan, penduduk setempat melarang pengunjung untuk bermain air di pantai Anak Gunung Krakatau, berbahaya.

Keanehan mulai terlihat di pantai Anak Gunung Krakatau. Pasir pantai sangat halus berwarna hitam pekat. Anak Gunung Krakatau dijaga oleh personel TNI, sehingga traveler juga diperbolehkan untuk mendirikan tenda di area pantai selama kondisi memungkinkan.

Hiking Anak Gunung Krakatau

Sebelum tracking, perut diisi dengan roti dan menyiapkan air minum untuk pendakian. Jangan dianggap remeh, meski mendaki hanya kurang dari 1 jam, medan yang dilalui terbilang berbahaya bila tak hati-hati.

Tracking di Anak Gunung Krakatau harus memiliki stamina prima dan mengenakan sepatu. Pasir dan batu menjadi material yang harus dilalui hingga punggung Anak Gunung Krakatau.

Memang, para pendaki tidak diperbolehkan menanjak hingga ke puncak Anak Gunung Krakatau, lantaran kubah lava masih terus aktif hingga kini. Namun, di punggungnya saja, pemandangan sangat membuat decak kagum.

Bila memandang berkeliling, hamparan laut Selat Sunda dan pulau-pulau di sekitar Anak Gunung Krakatau tampak begitu indah. Apalagi, bila sinar matahari masih hangat, jangan sampai terlewat untuk selfie dan mengunggahnya di media sosial.

Tak perlu berlama-lama, setelah sekitar satu jam menikmati keindahan Anak Gunung Krakatau, turun dan menyantap sarapan pagi adalah pilihan terbaik. Jarang-jarang sarapan di pantai Anak Gunung Krakatau. Betapa mempesonanya momen itu.

Usai sarapan, perahu nelayan itu mengajak pengunjung untuk menikmati pesona bawah laut terbaik di sekitar Anak Gunung Krakatau. Sebuah tempat yang dinamakan Lagoon Cabe berada tak jauh dari Krakatoa.

Lagoon Cabe menjadi sajian keindahan terakhir untuk menikmati trip Anak Gunung Krakatau. Snorkeling bersama Nemo alias ikan badut tak dapat dilewatkan begitu saja.

Jernihnya air dan indahnya terumbu karang di Lagoon Cabe menjadikan wisatawan tak sanggup bila tidak menceburkan diri ke dalamnya. Kenyang bermain air di Lagoon Cabe, check-out dari homestay di Sebesi menjadi tujuan berikutnya dan kembali ke Jakarta.

Ini Tip berwisata ke Anak Gunung Krakatau

1. Cari paket-paket wisata di internet yang menawarkan harga terjangkau. Biasanya, paket tersebut telah memperhitungkan semua akomodasi dan transportasi, termasuk perahu.

2. Karena wisata ke Anak Gunung Krakatau lebih banyak bermain air laut, sebaiknya menyiapkan alat snorkel, seperti goggle dan fin. Jika tidak membawa, penduduk lokal menyediakan persewaan dengan tarif Rp75.000 selama dua hari.

3. Untuk penginapan, sebaiknya pesan jauh-jauh hari karena bila akhir pekan tiba, wisatawan tidak kebagian homestay di Pulau Sebesi.

4. Siapkan uang tunai, obat-obatan pribadi, obat anti mabuk laut, hingga stamina selama berwisata ke Anak Gunung Krakatau. Selamat berlibur....

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro