Kamar hotel Kosenda/kosendahotel
Travel

Kosenda Hotel Andalkan Desain Arsitektural Abad ke-21

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 2 Maret 2016 - 13:44
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kosenda Hotel, butik yang terletak di Jalan KH Wahid Hasyim yang mengklaim sebagai Indonesia’s First Design Hotel mengusung konsep perpaduan antara desain arsitektural abad ke-21 dengan estetika keindahan arsitektur tahun 1960-an. Hotel ini juga baru mendapatkan penghargaan bergengsi yaitu Gold Circle Awards 2015 dari Agoda.com dimana hanya ada 17 hotel di Jakarta yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Penghargaan ini diberikan karena Kosenda Hotel sudah memenuhi persyaratan seperti konsistensi mendapatkan review yang baik dari pelanggan, kualitas konten, harga yang kpmpetitif, efektivitas penggunaan sistem Agoda.com, serta kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam memenuhi kepuasan pelanggan.

Hotel yang didirikan pada tahun 2013 lalu ini memiliki delapan lantai dengan 60 kamar yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu Petita dengan 32 unit kamar, Comforta dengan 27 unit kamar, dan Spatia dengan 1 unit kamar. Di bagian rooftop hotel terdapat sebuah lounge yang mengusung tema garden lounge yaitu Awan Lounge, dimana para pengunjung disuguhkan pemandangan kota Jakarta yang dihiasi dengan taman yang terpusat di area lounge.

Awan Lounge juga menyajikan Asian Tapas dan variasi minuman cocktail. Pada lantai dasar hotel, terdapat 127 café dan sebuah restoran yang buka 24 jam yaitu WAHA Kitchen yang menyuguhkan hidangan asli peranakan.

Terinspirasi dari tren desain internasional, Ruben Kosenda, pemilik Kosenda Hotel mencurahkan pengalamannya traveling dan kuliner dari seluruh penjuru dunia dengan membangun hotel pertamanya ini. “Bagi saya, Kosenda Hotel is a small hotel with character, karena sudah lama saya bermimpi untuk membangun sebuah hotel desain di tengah kota Jakarta, hotel yang berkarakter dan memiliki keunikan tersendiri, menawarkan kenyamanan dan sajian kuliner yang inovatif, saya ingin menciptakan pengalaman bersantai yang menyenangkan dan tak terlupakan, dengan sentuhan modern” Tutur Ruben.

Dalam proses pembangunannya, Ruben dibantu oleh arsitektur asal Indonesia yang mempunyai reputasi yang diakui secara internasional, Ton Ton Studio. Berbagai macam bentuk furnitur yang terdapat di area hotel mempertegas kesan keberagaman namun tetap dalam satu prinsip yang sama. “saya mendapatkan perabotan hotel dari berbagai daerah di dunia, karena saya yakin setiap tempat atau daerah mempunyai budaya yang menjadi ciri khas mereka.

Selain itu pula, perabotan-perabotan tersebut saya dapatkan dari pasar yang menjual barang antic seperti di jalan Surabaya, dimana banyak benda-benda bersejarah yang sudah ditinggalkan orang namun unsur atau nilai budaya dan seninya justru sangat kaya. Oleh karena itu saya bawa ke Kosenda sendiri agar tercipta suasana yang kaya akan perbedaan (budaya) namun tetap dalam satu koridor konsep yang sama” Ujar Ruben.

Seorang seniman urban, Sanchia T. Hamidjaja, juga ikut andil dalam merancang hotel ini dengan menggambar mural kehidupan masyarakat Kota Jakarta yang menghiasi dinding WAHA Kitchen. Masuk kebagian interior, Ruben mempercayakan hotelnya untuk ditangani oleh Domisilium Studio yang menghadirkan karpet tebal bermotif hounds tooth dipadu dengan tekstil asli Indonesia, dan juga perpaduan perabot asli dari perancang klasik Svend Skipper, Poul Henningsen dan juga kursi asli Hans Wagner dari tahun 1950-an, bernama ‘Ox’ yang terdapat di lobby hotel.

“Interiornya merupakan perpaduan arsitektur hotel dan kepribadian Bapak Ruben, hangat, ramah dengan bumbu nuansa antik dan modern, tamu pun bisa menikmati furnitur dan karya seni original, hasil koleksi dari berbagai kota dan negara, dari karya khas Jawa, sampai asli Skandinavia”, jelas Santi Alaysius, co-founder Domisilium Studio.

Terdapat beragam tanaman hidup dan asli di seluruh area hotel yang menghiasi seluruh area hotel seperti vertical garden yang meliputi tanduk rusa, kuping gajah, pisang golden, Ortis dan Honje dengan penataan yang alami dan tidak teratur seperti tanaman hias pada umumnya namun tetap terawat dengan baik oleh para karyawan hotel.

Koridor hotel didominasi dengan lukisan dinding karya Triyadi Guntur Wiratno, yang berkisah tentang sejarah dan kebudayaan masa lalu Jakarta dengan tema yang berbeda disetiap lantainya. Terdapat juga balok-balok kayu bekas yang berdampingan dengan lukisan dinding disetiap koridor yang disulap menjadi suatu karya seni yang mengambarkan landscape dari Kota Jakarta dengan dihiasi laba-laba besar yang menjadi icon dari Kosenda Hotel.

Ruben dan tim konsultannya memilih semua furnitur yang ditempatkan dalam kamar dengan cermat sesuai dengan karakter hotel sendiri, kimono, kantung laundry, dan juga sandal batik yang disediakan terbuat dari perca sisa pabrik tekstil. Semua merupakan buah tangan anggota yayasan Precious One, yang mendukung penderita Tuna Rungu.

Pemilihan produk perawatan tubuh pun juga diperhatikan dengan seksama dengan memakai produk-produk premium yaitu Kiehl’s yang sudah diakui kualitasnya secara internasional. Setiap kamar dilengkapi dengan stationary agar memudahkan tamu untuk melakukan kegiatan di meja kamar. Tempat tidur didominasi dengan warna kuning oranye dan hitam agar menimbulkan suasana hangat dan ceria dan dilapisi sprei halus dengan kualitas 300-thread cotton count dan handuk terbuat dari cotton combed.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro