Danau Gunung Tujuh. /Sumatratours.com
Travel

Ayoo, Menyusuri Danau Tertinggi di Asean

Novita Sari Simamora
Minggu, 27 Desember 2015 - 04:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebelum memasuki gerbang pendakian, penduduk setempat menyampaikan pantangan-pantangan memasuki danau tertinggi di Asia Tenggara. Bukan ritual. Akan tetapi, pesan agar perkataan, sikap dan pikiran yang harus dijaga.

Batang pepohonan ukuran sepelukan orang dewasa menjadi penanda bahwa saya telah memasuki jalur pendakian Danau Gunung Tujuh. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk menyentuh air danau tertinggi di Asia Tenggara tersebut.

Dahan pohon menjadi atap selama pendakian berlangsung. Setengah jam pertama, saya berjalan pelan sambil memenuhi paru-paru dengan oksigen yang dihasilkan oleh dedaunan di pepohonan. Ranting-ranting kecilpun menjadi pegangan saat letih menghampiri.

Pendaki harus berhati-hati. Maklum saja, akar pepohonan membentuk tangga, sehingga medan terasa semakin menantang. Berjalan di sini bukan asal menapakkan telapak kaki. Bila mata tak teliti melihat jalan setapak maka kaki bisa terjegal akar.

Tiga puluh menit pertama menjadi saat mendebarkan bagi saya, sebab medan yang dilalui jauh dari ekspektasi. Ditambah lagi, sudah sebulan terakhir minim beraktivitas olahraga.

Berhenti, saya sandarkan tubuh pada batang pohon sambil mata mencari batang pohon yang terkapar untuk menda-ratkan pantat sambil meluruskan kaki. Saking letihnya, suara degup jantung sampai terdengar.

Samar-samar, terdengar suara beberapa orang yang sedang berbincang. Ternyata, beberapa pendaki lain telah terlebih dahulu naik. Mendengar pantulan suara pendaki lain dari kejauhan, saya semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan. Saya pun memutuskan untuk berdiri, kemudian berjalan mengikuti jalur.

Siulan burung-burung di sekitar menjadi musik pengiring. Setelah berjalan 15 menit, saya berhasil menyusul rombongan pendaki yang sedang beristirahat dalam perjalanan menuju Danau Gunung Tujuh. Kini Danau Gunung Tujuh telah menjadi salah satu andalan objek wisata di Provinsi Jambi.

Danau ini terletak di Gunung Tujuh dan terbentuk oleh letusan gunung tersebut pada ratusan tahun yang lalu. Danau Gunung Tujuh memiliki ketinggian 1.950 meter dari permukaan laut (mdpl). Danau ini merupakan sumber mata air dari Sungai Batang Sangir serta Air Terjun Telun Berasap.

DIKELILINGI 7 GUNUNG

Kenapa diberi nama Gunung Tujuh? Itu karena tempat yang berlokasi di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro, Kabupaten Kerinci, ini dikelilingi oleh tujuh gunung yang baris-berbaris mengelilingi danau.

Ketujuh gunung tersebut yakni Gunung Tujuh dengan ketinggian 2.735 mdpl, Gunung Hulu Tebo dengan ketinggian 2.525 mdpl, Gunung Jar Panggang dengan ketinggian 2.469 mdpl, Gunung Madura Besi dengan ketinggian 2.418 mdpl, Gunung Lumut dengan ketinggian 2.350 mdpl, Gunung Hulu Sangir dengan ketinggian 2.330 mdpl, serta Gunung Selasih yang memiliki ketinggian 2.230 mdpl.

Danau Gunung Tujuh memiliki luas sekitar 12.000 meter persegi dan termasuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Danau vulkanik ini tercipta akibat proses letusan gunung api yaitu Gunung Tujuh di Kabupaten Kerinci. Berbekal sebotol air mineral dan tempe goreng dari penduduk setempat, saya saling berbagi dengan pendaki lain.

Kamipun saling berbagi cerita. Ulun, pria kelahiran Kerinci yang menemani pendaki menjadi penyemangat rombongan. “Lihat itu danaunya! Kita jalan 10 menit lagi pasti sampai,” ujar Ulun sambil menunjuk air danau yang berwarna biru.

Saat tiba di danau, gelombang air cukup tenang. Air danau yang jernih dan panorama yang biru menjadi obat lelah. Sayang, langit ketika saya berkunjung pada Oktober lalu tidak sebagus biasanya karena kabut asap melingkupi langit Sumatra.

Pendaki yang tiba di Danau Gunung Tujuh bersamaan dengan kehadiran saya hampir mencapai tiga puluh orang. Ada yang berasal dari Medan, Palembang, Jambi, Jakarta dan Bali. Mereka yang datang tak hanya menyokong gelar mahasiswa, ada juga pegawai negeri sipil, pegawai di perusahaan swasta dan wiraswasta. Beruntung bisa bertemu pendaki lain.

Selain bisa dijadikan teman baru, ternyata mereka membawa stok karbohidrat yang melimpah, seperti kue kering, roti bantal, hingga susu cair. Kamipun saling bertukar nomor ponsel, dengan harapan bisa bertamu dan bertemu saat berwisata ke daerah lain.

Pelancong domestik yang ingin jalan-jalan ke Danau Gunung Tujuh harus menggunakan jalur darat. Ada dua jalur pilihan. Jalur pertama yaitu dari Kota Jambi menuju Sungai Penuh. Bila naik angkutan darat maka membutuhkan waktu sekitar 8 jam dengan ongkos Rp190.000.

Setelah sampai di Sungai Penuh, pindah ke angkutan darat lain dengan tujuan Kerinci dan berhentilah di Kayu Aro. Ongkosnya Rp20.000.

Menurut Ulun, bila tak ingin terlalu lama di jalan darat, maka pelancong dapat bertolak dari Padang melalui jalur Solok. Jalur kedua ini dapat menjadi jalur alternatif. Danau Gunung Tujuh kini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat.

Di sekitar danau, para pendaki bisa mendirikan tenda untuk memandang air danau yang tenang. Para pendaki biasanya mengicar keindahan matahari terbit dan terbenam di danau tertinggi di kawasan ini.

Meski sudah ratusan kali naik turun Danau Gunung Tujuh, Ulun tak pernah merasa letih dan bosan. Sebab, dia selalu datang dengan orang-orang baru yang datang dari berbagai penjuru.

Turis mancanegara pun cukup sering di antarnya menuju lokasi ini. “Saya bangga menemani orang naik ke sini. Namun sayang, belum semua orang Indonesia yang tahu kalau danau tertinggi di Asia Tenggara ada di Jambi,” ucap Ulun di sisi Danau Gunung Tujuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (27/12/2015)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro