Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungan Turis Malaysia dan Singapura Turun

Pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat yang terus berlanjut hingga kini berdampak pada industri pariwisata di Tanah Air.
Pantai Kuta/Ilustrasi
Pantai Kuta/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat yang terus berlanjut hingga kini berdampak pada industri pariwisata di Tanah Air.

Kondisi pelemahan perekonomian mengakibatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya yang berasal dari wilayah Asean, di Indonesia mulai turun.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan angka kunjungan wisman dari Singapura, Malaysia dan Myanmar menurun sekitar 5% pada Agustus 2015.

“Kalau angka kunjungan wisman dari Eropa relatif bagus, yang terasa langsung itu justru negara-negara Asean. Saya tidak ahli ekonomi, tetapi itu mungkin karena pelemahan mata uangnya juga relatif besar,” kata dia, Selasa (1/9/2015).

Singapura dan Malaysia termasuk dalam empat penyumbang kunjungan wisman terbesar selain Tiongkok dan Australia.

Positif

Berdasarkan data Kemenpar, jumlah wisman dari Singapura pada Juli 2015 mencapai 92.667, menurun 2,58% dari periode yang sama pada tahun lalu. Sementara wisman dari Malaysia pada Juli 2015 mencapai 73.758, naik 1,49% dari bulan yang sama 2014.

Di sisi lain, kata Arief, pertumbuhan pariwisata di dua negara tersebut juga ikut turun. Adapun pertumbuhan pariwisata Indonesia masih positif dengan angka rata-rata 4%.

“Kendati angka pertumbuhannya terlihat kecil tetapi itu sudah bagus karena konteks saat ini industri pariwisata di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia  sedang menurun. Kita salah satu yang [pertumbuhannya] bagus di Asean,” kata dia.

Menurut Arief, strategi yang dapat dilakukan untuk menggenjot pertumbuhan pariwisata adalah dengan memperluas fasilitas bebas visa. Pihaknya sedang menggodok negara-negara yang potensial masuk dalam daftar bebas visa tersebut.

Sejauh ini, berdasarkan evaluasi yang dilakukan Kementerian Pariwisata, penerapan bebas visa pada 30 negara sejak 10 Juni hingga 9 Agustus berhasil mengerek pertumbuhan pariwisata hingga 15%.

Strategi lain yang dilakukan pemerintah yakni menggencarkan promosi lewat berbagai kegiatan, salah satunya Pasific Asia Travel Association (PATA) Travel Mart ke 39 pada September 2016.

“Ini adalah salah satu event terbesar, host-nya nanti adalah Jakarta. PATA Travel Mart ini akan lebih ke arah selling dan kesempatan yang baik untuk menjual produk-produk pariwisata kita,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler