Travel

INDUSTRI PARIWISATA: Indonesia bidik Wisatawan dari 3 negara

News Editor
Selasa, 22 Januari 2013 - 19:50
Bagikan

JAKARTA—Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membidik tiga pasar wisatawan mancanegara atau wisman negara utama di kawasan Asia Tenggara dalam Asean Tourism Forum 2013 di Laos.

Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf Nina Soemitra mengatakan ketiga negara tersebut antara lain Singapura, Malaysia (foto), dan Filipina.

“Ketiga negara ini merupakan pasar tradisional kami. Secara historis, kunjungan wisman dari negara tersebut yang paling signifikan di wilayah Asia Tenggara,” kata Nina saat dihubungi Bisnis, Selasa (22/1/2013).

Berdasarkan data Kemenparekraf, total jumlah kunjungan wisman dari Singapura merupakan yang terbanyak yakni 1,6 juta orang. Adapun wisman dari Malaysia dan Filipina masing-masing 1,3 juta orang dan 280.000 orang.

Sementara itu, total pengeluaran para wisman ini mencapai US$2,1 miliar. Nina merinci wisatawan  Singapura menghabiskan US$1,054 miliar, Malaysia US$931 juta, dan Filipina US$176 juta.

Setelah ATF 2013, pihaknya mematok target wisman dari ketiga negara ini menjadi 1,7 juta orang dari Singapura, 1,4 juta orang dari Malaysia, dan 315.000 orang dari Filipina.

Dia menambahkan ATF dan Travel Exchange (Travex) 2013 sangat diharapkan menambah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Selain itu, mendekati perayaan Tahun Baru China pada Februari jumlahnya berpotensi meningkat.

Nina mengaku keterbatasan anggaran membuat dirinya harus memfokuskan target pasar wisman. Upaya untuk menjaring pasar wisman negara ASEAN lain tetap ada, tetapi tidak segencar pada tiga negara tersebut.

Dia menyayangkan akses langsung dari negara ASEAN ke Indonesia yang belum optimal. Selama ini 71% wisman menggunakan akses udara. Mereka akan memilih negara yang memiliki akses udara termudah sehingga dapat lebih efisien.

Akibatnya, mereka yang tetap ingin mengunjungi Indonesia harus menggunakan maskapai negara lain. Selain pendapatan bagi Indonesia berkurang, ini juga berisiko mengurangi daya saing.

Nina mencontohkan saat ini Indonesia belum memiliki akses langsung ke India. Padahal, lanjutnya, Negara Bollywood ini sebenarnya memiliki potensi wisman yang besar. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Rio Sandy Pradana
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro