JAKARTA: Ketatnya persaingan hotel di Bali membuat perang tarif tak terhindarkan, ditandai dengan struktur tarif yang tidak dipatuhi oleh pengelola hotel.
"Boleh dibilang tarif yang sudah ditetapkan bersama dalam bisnis ini sekarang hanya dipatuhi hotel bintang lima. Kelas di bawahnya yang berlaku harga pasar karena tingkat persaingan tinggi," kata Ulatun Nyunda, General Manager Umalas Hotel & Residence , Bali, 29 Mei 2012.
Menurut dia, tahun depan perang tarif hotel akan terjadi secara terbuka dengan beroperasinya hotel-hotel baru yang terus bermunculan. Begitu pula pembangunan kondotel (apartemen) dengan service hotel terus berlangsung.
"Bisnis hotel di Bali jadi mirip teka teki silang, di satu wilayah (Kabupaten Badung) tingkat huniannya tinggi, tapi tahun depan tingkat hunian belum tentu bisa dipertahankan karena satu hotel bintang lima dengan ratusan kamar akan dibuka.”
"Sekarang dengan 84 kamar masih bisa dipertahankan dengan tingkat hunian 70%, tapi tahun depan terancam turun. Apalagi ancaman turunnya tingkat hunian hotel karena kenyaman berlibur di Bali terganggu dengan kemacetan lalu lintas,".
Kian macet
Di luar itu, sambungnya, semrawutnya arus lalu lintas di Pulau Dewata dan adanya sejumlah proyek seperti underpass menjadi keluhan wisatawan yang sejak keluar dari bandara Ngurah Rai sudah menghadapi kemacetan.
Menurut Ngurah Wijaya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) yang juga Ketua Bali Village, kondisi lalu lintas Bali memang mengancam kelangsungan hidup pariwisata Bali.
"Pariwisata memiliki multiplier effect (dampak berganda) yang tinggi sehingga daya saing wisata bisa menurun kalau kenyamanan berwisata terganggu,” katanya.
Menyinggung sengitnya persaingan bisnis hotel belakangan ini, dia mengatakan pelaku wisata sudah mengingatkan Pemda Badung untuk mengendalikan izin pembangunan hotel dan kondotel.
"Seharusnya izin baru keluar setelah tingkat hunian hotel yang ada mencapai 80% baru diputuskan perlu tambahan kamar-kamar baru," kata Ngurah.
Pariwisata menjadi sumber Penghasilan Asli Daerah (PAD) utama bagi Bali . "Jadi jika tingkat hunian hotel semakin menurun ditengah persaingan tidak sehat dengan kunjungan wisatawan yang tidak seimbang harus diwaspadai.”
Begitupula penyebab kenapa kunjungan wisman ke Bali jadi singkat hanya rata-rata tiga hari. Padahal pada 1980-an rata-rata selama tiga minggu. (Bsi)
MORE ARTICLES:
- KRISIS YUNANI —Bursa Eropa Masuki Zona Merah
- VALUTA ASING: Krisis Yunani, Euro Tertekan Kian Dalam
- KRISIS EROPA & YUNANI—Bursa Kanada Pun Memerah
- KRISIS YUNANI: Harga Komoditas Tembaga Merangkak Naik
- BURSA EROPA: Kecemasan Soal Yunani Kian Gawat, Indeks Eropa Berguguran
SITE MAPS:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel