Travel

TARIF HOTEL BALI: Persaingan kian ketat, perang tarif tak terhindarkan

nurul
Selasa, 29 Mei 2012 - 09:47
Bagikan

JAKARTA: Ketatnya persaingan hotel di Bali membuat perang tarif tak terhindarkan, ditandai dengan struktur tarif yang tidak dipatuhi oleh pengelola hotel.

 

"Boleh dibilang tarif yang sudah ditetapkan bersama dalam bisnis  ini sekarang hanya dipatuhi hotel bintang lima. Kelas di bawahnya yang berlaku harga pasar karena tingkat persaingan tinggi,"  kata Ulatun Nyunda, General Manager Umalas Hotel & Residence , Bali, 29 Mei 2012.

 

Menurut dia, tahun depan perang tarif hotel akan terjadi secara terbuka dengan beroperasinya hotel-hotel baru yang terus bermunculan. Begitu pula pembangunan kondotel  (apartemen) dengan service hotel terus berlangsung.

 

"Bisnis hotel di Bali jadi mirip teka teki silang, di satu wilayah (Kabupaten Badung) tingkat huniannya tinggi, tapi tahun depan tingkat hunian belum tentu bisa dipertahankan karena satu hotel bintang lima dengan ratusan kamar akan dibuka.”

 

"Sekarang dengan 84 kamar masih bisa dipertahankan dengan tingkat hunian 70%, tapi tahun depan terancam turun. Apalagi ancaman turunnya tingkat hunian hotel karena kenyaman berlibur di Bali terganggu dengan kemacetan lalu lintas,".

 

Kian macet

Di luar itu, sambungnya, semrawutnya arus lalu lintas di  Pulau Dewata dan adanya sejumlah proyek seperti underpass menjadi keluhan wisatawan yang sejak keluar dari bandara Ngurah Rai sudah menghadapi kemacetan.

 

Menurut Ngurah Wijaya, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) yang juga Ketua Bali Village, kondisi lalu lintas Bali memang mengancam kelangsungan hidup pariwisata Bali.

 

"Pariwisata memiliki multiplier effect (dampak berganda) yang tinggi sehingga  daya saing wisata bisa menurun kalau kenyamanan berwisata terganggu,” katanya.

 

Menyinggung sengitnya persaingan bisnis hotel belakangan ini,  dia mengatakan pelaku wisata sudah mengingatkan Pemda Badung untuk mengendalikan izin pembangunan hotel dan kondotel.

 

"Seharusnya izin baru keluar setelah tingkat hunian hotel yang ada mencapai 80% baru diputuskan perlu tambahan kamar-kamar baru," kata Ngurah.

 

Pariwisata menjadi sumber Penghasilan Asli Daerah (PAD) utama bagi Bali . "Jadi jika tingkat hunian hotel semakin menurun ditengah persaingan tidak sehat dengan kunjungan wisatawan yang tidak seimbang harus diwaspadai.”

 

Begitupula penyebab kenapa kunjungan wisman ke  Bali jadi singkat hanya rata-rata tiga hari. Padahal pada 1980-an rata-rata selama tiga minggu. (Bsi)

 

 

MORE ARTICLES:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : nurul
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro