Travel

MISI PARIWISATA: Indonesian Day digelar di KBRI Budapest

News Editor
Rabu, 23 Mei 2012 - 21:50
Bagikan

BUDAPEST: Setelah melakukan misi pariwisata di Beograd, Ibu Kota Serbia,  siang hari ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengadakan Indonesian Day and Charity Bazaar di kompleks KBRI Budapest, Hungaria.

 

Kedua kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Sales Mission to Center Eropa, yang mencakup Serbia, Hungaria dan Republik Cheska (Ceko). Khusus untuk Sales Mission ke Cheska akan dilakukan 2 hari mendatang.

 

Dalam Indonesian Day and Charity Bazaar di Budapest akan digelar berbagai pentas kesenian antara lain musik gamelan Jawa, angklung, tari Jawa, Bali dan Sumatra, di samping membuka stan yang menjual makanan tradisional.

 

Selain itu, juga akan disajikan Fashion Show batik karya perancang muda, Dian Wahyu Utama Djamaludin, dari Dian Pelangi Management.

 

Pada Indonesian Day and Charity Bazaar tersebut juga dilakukan pertemuan tour operator dari Indonesia dan perusahaan lokal untuk menjajaki kerja sama keagenan.

 

Perusahaan agen perjalanan wisata yang ikut dalam delegasi yakni Panorama Tour, Marintur Indonesia, Bali Partner, Bidy Tour dan Adventure Indonesia sedangkan operator lokal yang hadir sebanyak 30 perusahaan.

 

Duta Besar Indonesia Maruli Tua Sagala menjelaskan promosi periwisata Indonesia di Hungaria kali ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi pasar turisme tradisional seperti Eropa Barat, Jepang, Rusia, dan Australia.

 

Menurut Maruli, pasar turisme di Hungaria sangat prospektif dan cukup besar. Berdasarkan data Eurostat (lembaga statistik Eropa), setiap tahun sekitar 17 juta warga Hungaria melakukan kunjungan ke luar negeri, padahal populasi penduduknya hanya 10 juta orang. "Artinya, setiap orang Hungaria bepergian ke luar negeri rata-rata 1,5 kali setiap tahun."

 

Sayangnya, Eurostat, BPS maupun KBRI tidak memiliki data tentang jumlah kunjungan warga Hungaria ke Indonesia, karena angkanya masih terlalu kecil.

 

Alasan lain yang menunjukkan negara ini cukup prospektif sebagai sasaran pasar nontradisional untuk turisme yakni pendapatan perkapita penduduk Hungaria yang mencapai US$18.000.

 

Dari  jumlah 10 juta penduduk Hungaria, sekitar 20% di antaranya atau sebanyak 2 juta orang memiliki level pendapatan tinggi.

 

"Jadi, Hungaria merupakan pasar yang sangat potensial untuk digarap apalagi sudah masuk dalam Uni Eropa meskipun belum tergabung dalam euro zone," tambah Maruli.

 

Dia menambahkan sejumlah negara Asean yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam dalam beberapa tahun terakhir sangat gencar mempromosikan industri pariwisatanya di Hungaria untuk meluaskan pemasaran ke Eropa Tengah.

 

Dia mencontohkan Thailand belakangan agresif mendorong pengusahanya untuk membuka spa dan restoran khas masakan Negeri Gajah Putih itu. "Di beberapa sudut Kota Budapest sekarang banyak terdapat restoran dan spa Thailand."

 

Kunjungan turisme dari Hongaria ke Thailand, katanya, semakin meningkat seiring dengan kebijakan negeri jiran tersebut yang menerapkan bebas visa untuk pwmilik paspor Hungaria.

 

Pemasaran industri pariwisata Indonesia, lanjutnya, hendaknya tidak hanya fokus pada menjual destinasi tetapi juga masakan tradisional dengan membuka restoran di luar negeri.

 

Dia mengakui hambatan utama dalam mempromosikan kepariwisataan di Hungaria adalah masalah bahasa.

 

Penduduk Hungaria pada umumnya menggunakan bahasa Magyar, dan hanya sebagian kecil yang mau menggunakan Inggris. "Oleh karena itu, kita harus ekstra effort untuk mempromosikan turisme seperti   membuat brosur dalam bahasa lokal. Selebihnya tidak ada masalah," ujarnya. (msb)

 

SITE MAP:

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Chamdan Purwoko
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro