Travel

PARIWISATABandara minim dengan bahan promosi wisata

nurul
Kamis, 10 Mei 2012 - 20:01
Bagikan

 

JAKARTA: Kementerian  Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyoroti masih langkanya map dan brosur wisata yang dapat memandu wisatawan ke obyek-obyek wisata yang di inginkan selama di Indonesia.
 
"Di bandara Ngurah Rai, Bali dan Jogya, tourist map sudah cukup tersedia bagi para wisatawan yang baru mendarat, tapi di bandara Soekarno-Hatta malah miskin brosur wisata," kata Wamen Parekraf  Sapta Nirwandar hari ini.
 
Berbicara ketika membuka sosialisasi Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) di Kemenparekraf, Sapta mengharapkan brosur dan flyer berisi peta hotel, restoran dan obyek wisata makin banyak.
 
"Kehadiran BPPI dapat  menggerakkan peran serta industri wisata untuk membuat berbagai bahan promosi karena selain memanfaatkan dana APBN, maka BPPI bisa menggalang dana dan menjual produk maupun jasa untuk biaya promosi wisata," ungkapnya.
  
Dia berharap beroperasinya Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) akan memperkaya bahan promosi wisata Indonesia termasuk untuk brosur dan peta tempat-tempat kuliner yang masuk ke dalam ranah industri kreatif
 
"Potensi kuliner luar biasa jadi perlu ada tourist map khusus tempat-tempat kuliner karena baik wisman maupun wisnus yang datang ke satu daerah akan mencicipi masakan khas suatu daerah," ujarnya.
 
RI, kata Sapta, harus aktif menjaring kunjungan wisman karena negara tetangga seperti Thailand sudah mampu menjaring 27 juta Wisman per tahun sedangkan Indonesia target akhir tahun ini baru mau menjaring 8 juta orang.
 
"Sinergi pemerintah dan industri wisata akan makin kokoh dan saling melengkapi di bawah komando BPPI. Promosi yang berkaitan pencitraan yang dilaksanakan pemerintah dapat diimbangi dengan promosi langsung yang dilakukan BPPI.
 
Yanti Sukamdani, Ketua Umum BPPI mengatakan sebagai penentu kebijakan pihaknya dapat melakukan promosi ke daerah atau negara-negara yang belum di garap pemerintah sehingga bisa saling melengkapi.
 
"Ini bukan sosialisasi pertama BPPI karena saat Rakernas Kemenparekraf dengan industri wisata Desember tahun lalu kami juga sudah mengumunkan terbentuknya organisasi baru ini pada Oktober 2011 berikut rencana kerjanya," kata Yanti.
 
BPPI, ujarnya, menerima dana awal dari pemerintah yang bersumber dari APBN sebesar Rp 23,6. Miliar. Tahun lalu pihaknya sudah melaksanakan sales mission ke Cina, Rusia, Timur Tengah dan Asia Selatan. (sut)
 
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : nurul
Editor : Sutarno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro