Travel

Hipmi: Pariwisata NTB belum tergarap maksimal

News Editor
Rabu, 16 November 2011 - 15:16
Bagikan

MATARAM: BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan mengajak dan mengakomodir pengusaha Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk berinvestasi di sektor pariwisata.Langkah itu mendesak dilakukan terkait dengan besarnya potensi pariwisata yang belum tergarap maksimal, termasuk obyek pariwisata NTB yang dinilai masih sangat spesifik serta tidak ditemukan di daerah lain.Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Raja Sapta Oktohari mengatakan setelah melihat sejumlah potensi pariwisata yang ada di NTB, HIPMI terpanggil untuk langsung siap mengamomodir pengusaha agar bersedia berinvestasi di bidang pariwisata.“Nanti akan dibikin program sehingga pengusaha di daerah bisa terakomodir dan menjadi bagian dari industri pariwisata,” tegasnya seusai memberikan materi dalam Seminar Pemuda bertajuk Pemuda sebagai Agent of Social & Agent of Control di Kampus Universitas Muhammadiyah Mataram hari ini.Pada kesempatan itu Raja secara terbuka mengakui jika sangat terkesan dengan kemajuan serta potensi pariwisata di kawasan NTB. “Apalagi saya lihat NTB ini spesifik, sehingga semestinya hal yang fundamental kita sendiri yang menggarap, lainnya baru pihak asing dilibatkan,” ujarnya.Lebih jauh Ketua Umum BPP HIPMI ini juga menilai banyak potensi wisata yang patut digarap secara serius, sehingga seharusnya pengusaha Indonesia diberi keleluasaan  berinvestasi. Misalnya turut berinvestasi di lingkup Bandara Internasional Lombok. “Yang pasti, ke depannya, Hipmi Pusat akan terlibat percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di wilayah NTB,” paparnya.Sementara Hery Sucipto, Wasekjen Pimpinan Pusat  Pemuda Muhammadiyah, pada seminar dimaksud lebih banyak menyoroti peran dan arti kaum pemuda. Dia menjabarkan revolusi 1945 adalah revolusi pemuda, yang merupakan klimaks dari long march perjuangan bangsa sejak masa pra-kemerdekaan.Bahkan katanya pemuda adalah nafas zaman, tumpuan masa depan bangsa yang kaya akan kritik, imajinasi serta peran dalam setiap peristiwa yang terjadi di tengah perubahan masyarakat (agent of social change).“Pada periode kemerdekaan, setidaknya terdapat 3 babak yang patut dicermati: Orde Baru, Orde Lama dan Era Reformasi. Sayang dari ketiga babakan sejarah ini tidak ada yang bisa dibanggakan. Agenda kedua yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan dan teknologi serta peningkatan ekonomi bangsa tidak tertuntaskan,” ujarnya.Sebagai penutup ia penyimpulkan kalau kaum muda masih dapat dikatakan ‘berjalan di tempat’. Dalihnya bangsa dan negara yang sudah merdeka ini sudah waktunya membutuhkan persembahan terbaik berupa kemajuan di bidang pengetahuan dan teknologi, serta menghadirkan kesejahteraan rakyat, sehingga bisa duduk sejajar dengan dunia maju. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : Tri Vivi Suryani
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro