Wisatawan berfoto dengan latar pemandangan Water Blow Huts, di Nusa Lembongan, Bali, Rabu (21/3/2018)./JIBI-Rachman
Travel

Malaysia Bertahan Sebagai Negara Pariwisata Muslim Terbesar, Indonesia Kedua

Wike Dita Herlinda
Rabu, 11 April 2018 - 18:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Malaysia mempertahankan posisinya di puncak peringkat Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018, sedangkan Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun dan kini menduduki posisi kedua bersama Uni Emirat Arab.

Indeks ini menunjukkan sejumlah negara non-Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Asia berhasil menaikkan peringkat mereka. Hal ini merupakan hasil dari upaya-upaya mereka dalam menyesuaikan layanan guna menarik serta memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.

Di sisi lain, Singapura mempertahankan posisi puncaknya untuk destinasi non-OKI, diikuti oleh Thailand dan Inggris. Sementara itu, posisi Jepang dan Taiwan meningkat pesat menempati lima destinasi teratas untuk pertama kalinya sejak GMTI diluncurkan. 

Studi GMTI 2018, yang diluncurkan secara resmi di Jakarta ini, semakin memperjelas bahwa pasar wisata Muslim akan terus tumbuh dengan pesat dan diperkirakan akan mencapai US$220 miliar pada 2020.

“Bahkan pasar ini juga diproyeksikan akan terus tumbuh hingga USD80 miliar dan mencapai USD300 miliar pada 2026,” kata Fazal Bahardeen, CEO CrescentRating & HalalTrip, dalam siaran pers pada Rabu (11/4/2018).

Pada 2017, diperkirakan jumlah total kedatangan wisatawan Muslim secara global mencapai 131 juta – naik dari 121 juta pada 2016 – dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 156 juta  wisatawan pada 2020, atau mewakili 10 persen dari segmen wisata secara keseluruhan.

“Kini kami mulai melihat dampak positif dari investasi dan komitmen negara-negara destinasi wisata di seluruh dunia terhadap pasar wisata Muslim, dimana hal ini menghasilkan perubahan peringkat yang signifikan,” lanjut Fazal.

Upaya-upaya dari destinasi, seperti Indonesia, Singapura, Jepang, dan Taiwan yang menggunakan data serta wawasan dari laporan GMTI tahun-tahun sebelumnya patut dipuji karena kini mereka makin dekat dengan posisi puncak.

“Pada tahun ini kami telah mengubah kriteria penilaian Indeks guna lebih merefleksikan strategi-strategi pertumbuhan yang diimplementasikan oleh negara-negara destinasi wisata untuk menyambut para wisatawan Muslim, yang dapat terlihat dari perubahan positif pada Indeks.”

“Kami juga telah meluncurkan ‘CrescentRating Growth & Innovation Model’ guna membantu negara-negara destinasi wisata menggunakan laporan ini secara praktis untuk menyusun strategi inovasi dan pertumbuhan dari segmen wisata yang tumbuh dengan pesat ini,” ujarnya.

Malaysia mendapat skor 80,6, diikuti oleh Uni Emirat Arab dan Indonesia dengan skor 72,8. Sebagai perbandingan, Singapura memegang skor tertinggi untuk destinasi negara non-OKI dengan skor 66,2. Taiwan dan Jepang terus meningkatkan posisi mereka secara keseluruhan dengan skor rata-rata GMTI sebagai destinasi wisata di wilayah Asia yang menarik perhatian wisatawan Muslim dari seluruh dunia, diikuti oleh Eropa.

“Merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk bekerja sama dengan CrescentRating dalam menyediakan wawasan mendalam mengenai pasar wisata Muslim untuk para pemangku kepentingan di industri pariwisata,” ujar Safdar Khan, Division President Indonesia, Malaysia & Brunei, Mastercard.

Dia mengatakan bahwa  kini semakin banyak destinasi wisata favorit di seluruh dunia yang menargetkan wisatawan dengan latar belakang yang beragam agar dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan pengunjung di tengah pasar wisata yang semakin kompetitif saat ini.

Segmen wisata Muslim yang tumbuh dengan pesat ini merupakan sebuah peluang, namun untuk dapat memperoleh manfaatnya, sangat penting untuk memahami kebutuhan dan pilihan dari para wisatawan Muslim, serta bagaimana menciptakan dan menyesuaikan produk serta layanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

“Kami percaya GMTI dapat bermanfaat untuk bisnis dan pemerintah yang ingin mengeksplor segmen yang penting dan terus berkembang ini, dan kami berharap upaya ini dapat terus mendorong wisata Halal.”

Diperkirakan bahwa wilayah Asean akan menyambut lebih dari 18 juta wisatawan Muslim pada 2020, atau mewakili hampir 15% dari total wisatawan yang datang ke wilayah tersebut.

Berdasarkan indeks tersebut, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi halal utama berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata Indonesia. Mereka telah bekerja dengan sangat baik dalam meningkatkan lanskap pariwisata di tanah air, meningkatkan infrastruktur pariwisata, serta mempromosikan kampanye “Wonderful Indonesia” di luar negeri.        

GMTI kini merupakan penyedia data berbasis wawasan terdepan yang membantu negara destinasi wisata, jasa perjalanan dan investor untuk mengetahui perkembangan kesehatan dan pertumbuhan segmen wisata ini sekaligus membandingkan perkembangan masing-masing individu dalam menjangkau wisatawan Muslim.

Seluruh 130 destinasi di GMTI 2018 dinilai berdasarkan beberapa kriteria, dengan metrik pengukuran baru yang ditambahkan dalam penelitian tahun ini termasuk CrescentRating Growth-Innovation Model.

Metrik tersebut termasuk kriteria-kriteria seperti akses terhadap infrastruktur, bagaimana negara-negara tujuan wisata berkomunikasi dengan target pengunjungnya, serta lingkungan dan pelayanan. Setiap kriteria kemudian dihitung untuk menentukan keseluruhan skor indeks.

Peringkat 10 Destinasi OKI Teratas

PERINGKAT

PERINGKAT

GMTI 2018

DESTINASI

NILAI

1

1

Malaysia

80,6

2

2

Uni Emirat Arab

72,8

2

2

Indonesia

72,8

4

4

Turki

69,1

5

5

Arab Saudi

68,7

7

7

Qatar

66,2

6

8

Bahrain

65,9

8

9

Oman

65,1

9

10

Maroko

61,7

10

11

Kuwait

60,5

 

Peringkat 10 Destinasi Non-OKI Teratas

 

PERINGKAT

PERINGKAT

GMTI 2018

DESTINASI

NILAI

1

6

Singapura

66,2

2

18

Thailand

56,1

3

19

Inggris

53,8

4

24

Jepang

51,4

5

27

Taiwan

49,6

5

27

Hong Kong

49,6

7

32

Afrika Selatan

47,7

8

35

Jerman

45,7

9

36

Prancis

45,2

10

37

Australia

44,7

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro