Ilustrasi: Suasana di Hotel Inna Grand Bali Beach/Inna Grand Bali Beach
Travel

Raja Salman, Turis Premium, dan Pariwisata Bali

Newswire
Minggu, 26 Februari 2017 - 07:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia termasuk berlibur di Bali memantik harapan munculnya dampak positif bagi pariwisata di pulau ini.

Kunjungan wisatawan mancanegara asal negara-negara di kawasan Timur Tengah ke Indonesia selama ini masih relatif kecil, akibat berbagai faktor salah satunya belum adanya promosi secara intensif seperti ke negara-negara potensial lainnya yang memasok turis ke negeri ini.

Meskipun jumlahnya relatif kecil, turis asal negara tersebut dikenal royal dalam membelanjakan uangnya kala berlibur ke Pulau Dewata. Mereka umumnya berlibur bersama keluarga yang tengah menjalani bulan madu.

Wisatawan dari Timur Tengah merupakan salah satu pelancong kelas premium dengan tingkat pengeluaran yang tinggi yakni sekitar 2.000 dolar AS untuk sekali kunjungan.

Adanya kunjungan kenegaraan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia khususnya Bali, selama seminggu, pada 3-9 Maret 2017 akan mampu memberikan dampak positif dalam meningkatkan kunjungan turis dari negara-negara di Timur Tengah ke Indonesia, khususnya Bali pada masa mendatang, tutur Pengamat Pariwisata Ida Bagus Lolec Surakusuma.

Pria kelahiran Gria Telabah Denpasar, 28 Oktober 1950 yang sempat melanglang buana ke berbagai negara di belahan dunia untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya Bali yang kini telah membuahkan hasil itu mengatakan, bagi pariwisata Bali kunjungan tamu negara itu sangat jelas dampaknya terhadap berapa pesawat yang mendarat karena mengangkut rombongan besar sekitar 1.500 orang termasuk sepuluh menteri dan 25 pangeran.

Bali dan Indonesia umumnya akan mendapat promosi secara gratis ke mancanegara terhadap kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud yang sekaligus liburan ke Pulau Dewata.

Seluruh rombongan tamu negara itu tentu akan mendapat pelayanan dan pengamanan maksimal, agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena hal itu akan memberikan citra negatif bagi Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya tentu memanfaatkan momentum kunjungan raja tersebut untuk lebih mempopulerkan pariwisata Indonesia, khususnya Bali guna lebih menarik wisatawan dari negara-negara di Timur Tengah.

Untuk itu pemerintah, termasuk Pemprov Bali dan seluruh masyarakat serta komponen di daerah ini dapat berperanserta dalam menyukseskan kunjungan negara Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Ajun Komisaris Besar Hengky Widjaja, pihaknya akan mengawal kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud selama berlibur di Pulau Dewata, pada 3 - 9 Maret 2017.

Ribuan polisi dari Polda Bali dan polres satuan wilayah itu akan bertugas mengawal dan mengamankan, baik pengamanan fisik, lokasi maupun rute perjalanan. Dipastikan penguasa dari negeri kaya minyak itu bersama keluarga kerajaan akan mengunjungi sejumlah objek wisata di Bali.

Kunjungannya ke Bali akan melihat secara langsung keindahan panorama alam Pulau Dewata, keunikan seni budaya yang selama ini memang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara.

Bali hanyalah sebuah pulau kecil dengan luas 5.632,86 kilometer persegi atau 0,29 persen dari luas daratan Nusantara, namun memiliki kelengkapan berbagai unsur yakni empat danau, tiga buah gunung, puluhan sungai dan kawasan hutan yang memanjang dari pesisir barat hingga timur.

Perpaduan sawah yang berundak-undak, lembah, pesisir pantai dan gunung menjadi satu kesatuan panorama alam yang menambah daya tarik Bali, di samping inovasi dan kreasi manusia Bali dalam melestarikan keunikan seni budaya yang diwarisi masyarakatnya setempat.

Untuk itu keutuhan dan kelestarian Bali ke depan harus dapat terpelihara dengan baik, jangan sampai terjadi pembangunan fisik secara berlebihan yang pada akhirnya menghilangkan keindahan panorama alam dan tradisi masyarakat setempat.

Dengan demikian Bali yang kondisinya yang tidak begitu luas jangan sampai mengalami pembangunan fisik yang berlebihan, yang dapat menghilangkan daya tarik bagi wisatawan. Jika hal itu sampai terjadi, maka Bali tidak lagi memiliki daya tarik dan "taksu" sehingga keberadaannya akan sama dengan pulau-pulau lainnya di Nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro