Bisnis.com, JAKARTA - Pengalaman Ira Lathief selama tujuh tahun menjadi pemandu wisata, menyadarkan dirinya bahwa kuliner Indonesia masih kalah pamor dibanding negara tetangga. Hal ini diketahui dari para wisatawan asing yang justru lebih mengenal Tom Yam, dibanding makanan dari Indonesia.
Padahal, menurut Ira, Indonesia menawarkan ragam kuliner lengkap dengan cerita sejarah di baliknya. Maka, bersama dua sahabatnya sesama pemandu wisata, Idfi Pancani dan Adjie Hadipriawan, Ira membentuk Jakarta Food Adventure (JFA) pada Februari 2016.
"Suatu waktu saya pernah ke Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu, saya mengikuti food tour yang diselenggarakan pihak Malaysia. Ternyata, cara ini yang mereka gunakan untuk mengenalkan sejarah dan budaya negara tersebut, yakni melalui kuliner," tuturnya kepada Bisnis.
Menurutnya, food tour adalah cara yang asyik mengenalkan sejarah dan budaya melalui kuliner. Pengenalan sejarah dan budaya akan lebih mudah diterima jika masuk melalui kuliner. Sebab, tidak semua orang menyukai sejarah dan budaya. Sementara, hampir dipastikan semua orang menyukai kuliner. Sambil mengenalkan sejarah kuliner, juga dimasukan unsur sejarah dan budaya pada masa itu.
Adapun, di Indonesia belum banyak yang menyediakan paket tersebut. JFA, kata dia, menawarkan wisata kuliner lengkap dengan sejarah dan budayanya. Misalnya, Tour Little India Passer Baroe, yang menawarkan sejarah akulturasi kuliner dan kebudayaan India dan Indonesia.
Pada mulanya, Ira menyasar wisatawan asing, tetapi ternyata respons dari masyarakat lokal juga besar.
"Semakin banyak orang, maka semakin murah. Misalnya, satu grup terdiri dari dari dua orang, maka biayanya sekitar US$40 per orang, sudah termasuk makanan. Jika jumlah peserta lebih besar, maka lebih murah, sekitar Rp250.000 per orang," kata dia.
Anda tertarik mencobanya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
