Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinas Pariwisata Optimistis Kunjungan Turis Tak Turun Saat Ramadan

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis kunjungan wisata selama Ramadan tidak mengalami penurunan dibandingkan dengan hari biasa.
Wisata Gunung Merapi di Yogyakarta/Bisnis.com-Fatoa Qanitat
Wisata Gunung Merapi di Yogyakarta/Bisnis.com-Fatoa Qanitat

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis kunjungan wisata selama Ramadan tidak mengalami penurunan dibandingkan dengan hari biasa.

"Tidak menurun, melainkan hanya mengalami pergeseran kunjungan dari siang hari ke sore hingga malam hari," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Arya Nugrahadi di Yogyakarta, Rabu (25/5/2016).

Menurut Arya, selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1437 Hijriah kunjungan wisatawan ke berbagai destinasi justru diperkirakan meningkat 15-20 persen, karena bersamaan dengan momentum libur sekolah.

"Bulan Juni-Juli masih masuk "high season" (musim ramai pengunjung) meski untuk wisatawan mancanegara masih sepi," kata dia.

Penurunan pengunjung, menurut Arya, hanya terjadi sesaat yakni pada minggu pertama bulan Ramadan. Sedangkan minggu kedua hingga Idul Fitri kunjungan diperkirakan kembali meningkat.

"Sehingga para pelaku wisata termasuk perhotelan sesungguhnya tidak perlu khawatir berlebihan," kata dia.

Menurut dia, wisata kuliner akan di Yogyakarta akan menjadi kunjungan favorit selama Ramadan. Aneka ragam kuliner di kota gudeg itu bahkan menjadi andalan tersendiri memasuki momentum bulan puasa.

Selain itu, lanjut Arya, sejumlah acara tradisi yang digelar menjelang Ramadan oleh Keraton Yogyakarta seperti padusan, apeman, nyadran juga menjadi daya tarik yang tidak kalah kuat mengundang wisatawan ke Yogyakarta.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Herman Tony masih tetap mewanti-wanti para pengelola perhotelan menyiapkan program khusus memasuki Ramadan menghadapi kemungkinan penurunan okupansi.

Menurut dia, mengacu tahun-tahun sebelumnya okupansi atau tingkat hunian kamar hotel bisa menurun hingga 40 persen dari hari biasa.

"Kalau puasa sudah biasa okupansi turun sehingga perlu program khusus untuk menarik wisatawan," kata dia.

Dia juga mendorong agar seluruh pengelola perhotelan menghindari perang tarif atau cara tidak sehat lainnya untuk mempertahankan okupansi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler