Bisnis.com, JAKARTA - Saat berkunjung ke Banyumas, apa yang ada dalam benak Anda? Tentu saja mendoan, sroto, getuk goreng termasuk sederet makanan khas yang ada dalam daftar Anda.
Namun, tidak banyak yang mengetahui jika kabupaten yang berbatasan dengan Gunung Slamet pada sebelah utara ini, memiliki tradisi minum kopi dengan gula jawa.
Seperti halnya Aceh yang dikenal dengan tradisi minum kopi dengan cara penyajian yang unik. Mulai dari menyeduh kopi dengan air mendidih, selanjutnya menyaring secara berulang menggunakan kain panjang yang dijahit pada lingkaran kawat. Hasilnya, secangkir kopi pekat, harum, juga bersih dari bubuk.
Tidak hanya di Aceh, Anda juga dapat menikmati pengalaman secangkir kopi yang menjadi tradisi khas orang Banyumas. Pengalaman ini dapat ditemui di resto Umaeh Inyong yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani no 47 Purwokerto, Banyumas.
Tradisi khas Banyumas tempo dulu biasa menikmati wedhang clebek atau minum kopi dengan gula jawa. Biasanya ketika menyeruput kopi, mereka sambil menggigit sedikit gula jawa. Selain memberikan sensasi tersendiri, tradisi ini dipercaya dapat menambah stamina.
Marketing Umaeh Inyong, Imam Fitriono, menjelaskan wedhang clebek terdiri dari secangkir kopi hitam murni, tanpa tambahan gula dan lainnya. Sementara, sepotong gula jawa diletakkan di sisi cangkir. Namun, bagi mereka yang tidak terlalu suka rasa asam pahitnya kopi, maka dapat menambahkan gula putih sesuai selera.
“Rasa manis yang tercipta khas air nira,” katanya.
Hangatnya wedhang clebek cocok dinikmati saat menjelang sore hingga malam hari. Jenis minuman ini lebih tepat jika didampingi menu medangan seperti mendoan, kampel Ajibarang, boled goreng, hingga jalabia.
Mendoan terbuat dari lembaran tempe dibalut tepung berbumbu dengan taburan daun bawang, kemudian digoreng mendo atau setengah kering. Sedangkan, kampel Ajibarang terbuat dari dage dan ketupat dibalur tepung dan digoreng. Dan jalabia merupakan panganan berbahan dasar singkong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
