Ilustrasi/Jibi
Kuliner

Menikmati Lezatnya Pecel Madiun di Tengah Kebun Rindang

Tisyrin Naufalty Tsani
Senin, 19 Januari 2015 - 14:52
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-Sebuah papan nama sederhana bertuliskan Pecel Madiun dipasang dekat deretan pohon tinggi nan rimbun di tepi jalan raya. Jika dilihat hanya sekilas, orang tak akan melihat ada rumah makan di balik pohon-pohon tersebut. Cobalah untuk masuk ke dalamnya, sebuah pemandangan menyegarkan mata akan nampak.

Lagi-lagi, ada hijaunya pepohonan ditambah indahnya tanaman hias. Beberapa bangunan semacam pendopo yang terbuka tersebar di tengah-tengah kebun. Bangunan-bangunan itu berfungsi sebagai tempat makan.

Kursi, meja, serta hiasan yang rata-rata terbuat dari kayu jati ditata di masing-masing bangunan. Pemandangan itu membawa ingatan para pengunjung ke suasana khas Jawa. Tak tanggung-tanggung, si pemilik mendatangkan furnitur tersebut langsung dari Jepara dan Kudus.

Tenang, dan rindang. Ah, siapa sangka tempat yang luasnya lebih dari 1 hektar itu ada di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang.

Sambil duduk di kursi kayu jati nan kokoh, pengunjung bisa memesan nasi pecel khas Madiun. Tak cuma furnitur yang didatangkan dari jauh, bumbu pecel di rumah makan milik Soelistyowati itu rupanya menggunakan bahan baku kacang tanah yang dikirim dari Tuban, Jawa Timur.

Kata sang pemilik, kacang tanah dari Tuban rasanya lebih manis sehingga cocok untuk diolah menjadi bumbu pecel.

Nasi pecel dengan resep dari wanita berusia 75 tahun ini sudah dikenal luas. Pelanggannya selalu ramai berdatangan baik di hari kerja maupun akhir pekan. Deretan mobil para pengunjung yang memenuhi tempat parkir pun sudah jadi pemandangan yang biasa.

Dia lalu memberikan bocoran bahwa rumah makan yang dikelolanya itu mampu menghasilkan omzet rata-rata Rp15 juta per harinya, jika akhir pekan bisa mencapai Rp35 juta. Pelanggannya rata-rata adalah pekerja kantoran di BSD. Bahkan para pejabat dan artis pun tak sungkan datang kesana.


Soelistyowati sempat heran, dengan banyaknya tamu bermobil, banyak pula orang-orang yang menganggap rumah makannya memasang harga mahal. Padahal, harga yang dipatok masih tergolong wajar. Untuk sepiring nasi pecel komplit, cukup mengeluarkan Rp20.000 dengan bonus semilir angin di tengah kebun.


Pecel terdiri dari sayur-sayuran yang sudah direbus lalu disiram bumbu kental yang siap menggoyang lidah. Sayur-sayuran yang dipakai adalah tauge, kacang panjang, kecipir, selada air, kenikir, bayam, petai cina, kemangi dan ketimun. Bumbunya dibuat dari kacang tanah yang disangrai lalu digiling dengan bahan-bahan lain.

Bahan-bahan lain yang menambah rasa pada bumbu itu adalah garam, gula pasir, bawang putih, asem Jawa, serta jeruk purut. Selain kacang tanah dari Tuban, rahasia rasa tak terlupakan dari pecel di sana adalah komposisi masing-masing bahan yang seimbang.


Rasa pecel yang bisa dinikmati sekarang sudah merupakan hasil percobaan berkali-kali oleh si pemilik sebelum membuka rumah makan tersebut. Nasi pecel komplit terdiri dari nasi, pecel, serundeng, kering tempe, dan rempeyek. Jika masih ingin menambah lauk lain ada empal daging yang sangat empuk, ayam goreng, paru goreng, ati ampela goreng, hingga tahu dan tempe bacem.

Menu lain yang jadi andalan adalah nasi rawon yang dihargai Rp30.000 seporsi. Daging sapi yang sudah dipotong-potong direbus sembari diberi bumbu seperti bawang merah, bawang putih, dan kluwek yang didatangkan dari Madiun. Dagingnya begitu empuk, dan semakin enak dengan kuah berwarna kehitam-hitaman.

Minuman andalannya dawet Madiun, terdiri dari cendol yang terbuat dari beras ketan, dicampur ketan hitam, jenang sumsum atau bubur sumsum, tape, santan dan gula merah cair. Gula merahnya didatangkan langsung dari Pacitan, Jawa Timur.

Menikmati semua makanan dan minuman tersebut semakin lengkap dengan pemandangan serba hijau di sekitar pendopo. Kecintaan sang pemilik pada tanaman membuat rumah makannya memiliki konsep yang menyatu dengan kebun. Semua tanaman dirawatnya sendiri sejak bertahun-tahun lalu.

Saat ini rumah makan Pecel Madiun memiliki kapasitas 350-400 orang. “Dulu hanya warung kecil terdiri dari lima meja dengan dua puluh kursi,” katanya.

Ke depan, rumakan makan Pecel Madiun itu akan menyatu dengan The Ayoma Apartment yang akan segera dibangun oleh PT PP Properti. GM Marcomm The Ayoma Apartment Djoni Satria menyebutkan nantinya di kawasan itu juga akan ditambah pilihan kuliner lain yang asli Indonesia.

“Kita mempertahankan kearifan lokal dengan tidak menggusur rumah makan [Pecel Madiun] ini,” katanya.
Siap mencicipi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro